Impunitas dan Kegilaan Sepanjang Dua Jam
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) KEGILAAN sepanjang dua jam itu menonjok kita lewat segala media: narasi dramatis di surat kabar komplit dengan gambar
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) KEGILAAN sepanjang dua jam itu menonjok kita lewat segala media: narasi dramatis di surat kabar komplit dengan gambar
Gambar diambil dari The New York Times SORE 8 September 2016 kemarin adalah aksi Kamisan ke-458, dengan tema dua belas tahun Munir dibunuh. Seperti kamis-kamis
TEPAT sepekan lalu, 3 April 2016, sebuah kisah sedih datang dari sebuah desa di Karawang, Jawa Barat. Seorang biduan dangdut bernama panggung Irma Bule –
Surabaya, Desember 1996 DENGAN toga pengacara yang tampak kedodoran, tubuh kecil dengan rambut merah itu melangkah ringan memasuki ruang persidangan Pengadilan Negeri Surabaya. Melewati kami
Adakah duka lebih duka yang kita punya kawan meninggal dan darahnya kental di pipi tapi kenangan kesayangan punya tempat dalam hati BARIS-barus di atas penggalan
KAPANKAH terakhir kali kaurasakan ini, dadamu kuyup dibekap haru manakala berdiri di tengah-tengah lautan manusia, menyanyikan Indonesia Raya, lalu bersama-sama mengangkat kedua jari membentuk victory?
Anakku BEBERAPA hari lalu kubaca kabar di koran, seorang wartawan senior, disebut-sebut sebagai wartawan investigasi terhandal, gigih membela sang jendral yang tangannya berdarah-darah. Si penyuka
JOHN lihai bernyanyi sejak belia. Ia ingat sebuah kisah yang kerap diulang oleh ayahnya: saat umur tiga tahun, John kecil naik ke sebuah drum minyak tanah di warung tetangganya. Ia pun menyanyikan dengan lantang lagu Guantanamera, sebuah lagu rakyat dari Kuba yang termahsyur. Lagu itu, artinya Gadis dari Guantanamo, merupakan gubahan puisi seorang penyair kiri asal Kuba, Jose Marti, yang kemudian dipopulerkan dalam banyak versi dan penyanyi. Di Amerika, tahun 1960-an sempat melejit lewat suara Pete Seeger dan Joan Baez.
Meski belum fasih melafalkan liriknya, apalagi memahami artinya, John kecil bernyanyi dengan intonasi tepat. Suaranya bagus. Orang-orang takjub. Sejak itulah, sang ayah mengakui bahwa John pintar menyanyi.
Tahun 1989, lahir Keluarga Mahasiswa UGM (KM-UGM) yang menjadi simpul pengorganisiran di berbagai kampus. John terpilih sebagai ketua. Rupanya ada bakat lain dari John selain bernyanyi, yakni kemampuan membangun organisasi. Ia piawai melobi dan menyakinkan banyak kalangan.
Kehidupan perempuan yang sanggup berdiri tegak menjulang di antara barisan para raksasa pemikir sosial demokratik yang didominasi laki-laki itu harus berakhir tragis. Setahun setelah revolusi Bolshevik yang dengan gemilang meledak di Rusia, rezim fasis Hitler menamatkan riwayatnya. Tengah malam, di bulan Januari 1919, setelah menjalani perburuan panjang, beserta Wilhelm Pieck dan Karl Liebknecht, — kawan-kawannya– ia ditangkap tentara Jerman. Dalam perjalanan ke penjara, mereka disiksa habis-habisan. Batok kepala Luxemburg dihantam dengan popor senjata, remuk. Belum selesai di situ, kepala perempuan yang sarat pikiran-pikiran radikal ini dihujani berpuluh-puluh peluru.
JUMAT, 1 Maret 2013. Patung dan Rumah Sejarah Jendral Soeharto diresmikan di desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, tanah kelahirannya. Dengan senyum lebar, putri sulungnya, Tutut Soeharto, membuka selubung patung berbaju militer setinggi 3,5 meter. Para tetamu, di antaranya menteri – menteri zaman Orde Baru, bertepuk tangan penuh haru.
Probosutedjo, adik tiri Soeharto pidato berapi-api, tentang tujuan dibangun rumah itu, ‘Agar generasi pelanjut sejarah tidak kehilangan jejak Pak Harto dan selalu mengenang tanda-tanda kepemimpinannya!’ Tak lupa Probosutedjo menyertakan sanjung puji bahwa Soeharto pemimpin sederhana, tegas dan berjiwa besar.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.