
Yogyakarta Bukan Sekadar Tempat Pulang; Ia Adalah Medan Perjuangan Bagi Mereka yang Tertindas
Yogyakarta membutuhkan gerakan kolektif yang mampu melampaui batas-batas feodalisme dan kapitalisme lokal.
HomeArtikel
Yogyakarta membutuhkan gerakan kolektif yang mampu melampaui batas-batas feodalisme dan kapitalisme lokal.
Sukarno tak lain adalah seorang borjuis nasionalis liberal yang tak berkepentingan mendorong perjuangan kelas dan mewujudkan sosialisme. Demokrasi Terpimpin adalah bentuk konsolidasi otoritarianisme awal kekuatan politik nasionalis dan militer.
Di tengah sikap gereja yang mengecam komunisme, ada orang-orang yang “janggal”. Mereka bagian dari otoritas (sebagai rohaniwan atau pendeta), tapi juga tidak menunjukkan permusuhan terhadap kiri.
Dalam wawancara ini Katz menjelaskan tentang pentingnya untuk tidak hanya memandang imperialisme dari sudut pandang ekonomi, membahas kebangkitan yang ia sebut sebagai “sistem imperial”, dan kompleksitas gerakan anti-imperialisme di abad ke-21.
Pramoedya tidak pernah mati. Ia adalah simbol akan harapan dan keberanian melawan ketidakadilan.
Kapitalisme ada di mana-mana, tak pernah abstain, bahkan dalam sesuatu yang terkesan “suci dan luhur”, yakni gerakan toleransi lintas iman.
Sulit dipercaya tapi benar, buku ini hampir satu-satunya buku penuh tentang Amir Sjarifoeddin. Di sini Mrazek menggambarkan Amir sebagai “pahlawan yang mungkin”.
Menghidangkan diri pada jamuan kapitalisme bukan sekadar tentang konsumsi barang atau jasa; ini adalah tentang penyerahan diri terhadap suatu sistem yang tidak hanya mengatur ekonomi, tetapi juga membentuk cara kita berpikir, merasakan, dan bertindak.
Integrasi antara gerakan lingkungan dan pekerja merupakan jalan strategis untuk menghadapi tantangan ganda: krisis iklim yang semakin parah dan ketidakadilan struktural yang kian eksploitatif.
Di era awal kemerdekaan, hubungan negara dan buruh terjalin secara kompleks. Mereka berkembang masing-masing dan secara dialektis.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.