
Protestantisme dan Gerakan Penghancuran Kebudayaan di Nusa Tenggara Timur
Kredit foto:Pinterest When the missionaries came to Africa they had the bible and we had the land. They said “Let Us Pray”. We closed our
Kredit foto:Pinterest When the missionaries came to Africa they had the bible and we had the land. They said “Let Us Pray”. We closed our
Pujian prematur atas performa demokrasi di Indonesia menyembunyikan masalah-masalah yang lebih mendasar. Hal ini menutup mata terhadap fakta bahwa kepentingan oligarki masih tidak tertandingi dan bahkan dapat semakin memperdalam iliberalisme.
Pandangan ekonomi neoliberal selama ini selalu melihat polusi, pemiskinan, perampasan dan dampak lingkungan dari pembangunan sebagai sesuatu yang normal dan sekadar efek dari investasi (negative externalities). Padahal eksternalitas itu dihasilkan melalui relasi kuasa yang tidak adil, distribusi ekologis yang fatal dan pemiskinan yang sistemik.
Kota Batu, sebagaimana di semua jengkal dunia ini, tak lepas dari cengkeraman kapitalisme. Bagaimana praktik dan dampaknya?
Muchtar Habibi, dalam buku Class and Agrarian Changes Under Capitalism, telah memberi ruang bagi perluasan diskursus perubahan agraria di Indonesia yang tidak lagi melihat perdesaan sebagai entitas yang homogen–suatu pendekatan arus utama saat ini.
Judul Buku: Depoliticing Development: The World Bank and Social Capital Penulis: John Harriss Penerbit: New Delhi, Leftworld Books Tahun terbit: 2001 Jumlah hlm: 145 hlm
Pembacaan terhadap karya-karya Chairil umumnya terperangkap dalam mitos sastra (modern) Indonesia. Mitos ini telah terbekukan sebagai “Angkatan 45”, kemudian sebagai “binatang jalang” dalam gosip besar sastra Indonesia.
Menyoal jerat finansialisasi dan mitos tentang utang pada buruh sawit dan komunitas petani plasma.
BURUKNYA persepsi dan penilaian publik atas situasi-kondisi lembaga perwakilan dan partai politik selama ini telah memicu dan menjadi alasan bagi sebagian warga untuk memilih tidak
Pengembangan wisata Danau Toba seperti di Kecamatan Sianjur Mula-mula amburadul. Proyeknya merampas ruang masyarakat dan menyingkirkan mereka perlahan.
BU ADE, begitu ia akrab disapa, telah berpulang pada 9 Juli 2011 di usia 72 tahun. Seorang perempuan hebat, ibu dan sahabat semua aktivis dan
Buku ini secara keseluruhan memberikan keterangan-keterangan yang cukup terperi ihwal apa saja pemikiran, teori, konsep, dan pendekatan Marx terhadap persoalan-persoalan inti di dalam disiplin antropologi. Bagi saya sendiri, buku ini lebih merupakan sebuah biografi. Bedanya dengan biografi-biografi Marx lainnya, di dalam buku ini Marx berdiri sebagai antropolog. Sebagai biografi intelektual, buku ini memang mesti diperlakukan sebagai pengantar. Di dalamnya pembaca akan mendapati kutipan-kutipan langsung atas apa yang dikatakan Marx berkenaan dengan berbagai persoalan teoritis yang juga digeluti antropolog. Seringkali kutipan itu panjangnya sepertiga halaman buku. Bagi pembaca yang sudah lebih dahulu akrab dengan karya-karya Marx, tampak model penulisan buku ini buang-buang ruang. Tetapi buat pelajar pemula, cara ini dapat menolong kita untuk menengok langsung ke dalam kata-kata Marx sendiri perihal apa yang hendak dijelaskannya.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.