Menolak Godaan Nasionalisme
Tanggapan terhadap Airlangga Pribadi PADA suatu malam, dua orang tengah berjalan beriringan menuju suatu tempat. Di tengah perjalanan, salah satu dari keduanya menyadari kalau kunci
HomeHarian Indoprogress
Tanggapan terhadap Airlangga Pribadi PADA suatu malam, dua orang tengah berjalan beriringan menuju suatu tempat. Di tengah perjalanan, salah satu dari keduanya menyadari kalau kunci
RESENSI BUKU SEORANG pria berparas dingin, dengan mulut berlumur asap, serius berkata, “Jawa adalah kunci…”, “Djam D kita adalah pukul empat pagi…”, “Kita tak
DALAM buku Understanding the Venezuelan Revolution, Martha Harnecker mengajukan pertanyaan kepada presiden Venezuela Hugo Chavez, “….faktor apa dalam hidup anda yang memberikan inspirasi secara politik
BELUM LAMA ini, kasus buruh migran mencuat kembali ke permukaan. Sumiati (23), seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dianiaya secara
DALAM dua artikelnya terakhir, guna membela gagasan politik utopia yang diusungnya, Airlangga memberikan kritik keras terhadap konsep dan praktek politik Lenin yang dianggapnya anti-demokrasi. Airlangga bahkan berani menyimpulkan bahwa kemunculan rejim Stalin yang totalitarian, harus dilacak genealoginya pada Leninisme. Dan bagi Airlangga, watak anti-demokrasi Lenin itu paling jelas bisa dilihat pada karyanya What Is To Be Done (WITBD).
Kritik Airlangga terhadap Lenin ini bermasalah dalam dua hal yang saling berinteraksi: pertama, Leninisme menurutnya berakar pada WITBD yang ditulis Lenin pada 1902. WITBD sendiri adalah sebuah proposal politik pembangunan partai yang ditawarkan Lenin kepada gerakan sosial-demokrat Rusia yang saat itu terserak-serak; kedua, cara Airlangga membaca WITBD sangat eksklusif, karena (1) ia mengritik WITBD dengan meminjam tangan kedua (dari Leszek Kolakowski dan Samuel Walter); dan (2) teks WITBD dibacanya tanpa memperhatikan dimensi ruang dan waktu dimana teks itu lahir.
Ekonom Yang Bernasib Malang PADA 25 November lalu, Isaak Illich Rubin, genap berusia 124 tahun. Tak ada catatan tertulis dimana figur kita kali ini dilahirkan,
LETUSAN besar gunung Merapi pada 6 November lalu, tak pelak telah mengakibatkan penduduk di sekitarnya menderita kemiskinan dan kesengsaraan yang parah. Sementara belum ada tanda-tanda
Menyambut Ultah Friedrich Engels PADA 28 November ini, Friedrich Engels tepat berusia 190 tahun. Sosok yang oleh Eleanor Marx, putri Karl Marx, dipanggilnya sebagai “Jenderal”
SAYA ada di Yogyakarta waktu gempa besar terjadi 2006. Tempat tidur terguncang-guncang hebat saat saya sedang di puncak nyenyak. Setengah sadar dan kaget saya tidak
KEKERASAN berlatar sektarian, tampaknya merupakan peristiwa politik paling menyita publik di Indonesia, dalam rentang lima tahun terakhir. Walaupun, jika ditilik lebih ke belakang, kekerasan sektarian ini kembali mengemuka setelah runtuhnya rejim Orde Baru.
Sebelumnya, tipe kekerasan yang dominan adalah yang berlatar-belakang ekonomi-politik, serta kriminalitas biasa. Kekerasan sektarian bukan tak ada, tapi lebih bersifat temporal, ketimbang kekerasan belakangan ini yang tampaknya lebih sistematis dengan agenda politik yang terukur. Dari gerakan dan tuntutan yang tampak pada pelaku kekerasan sektarian ini, kita temukan ciri-ciri berikut: gerakannya mengambil bentuk mobilisasi massa di jalanan; anti pluralisme, anti demokrasi, anti liberalisme, anti komunisme, dan percaya pada keagungan sistem dan nilai-nilai sosial masa lalu; massa yang dimobilisasi terutama berasal dari kalangan rakyat miskin.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.