
Kapitalisme Tidak Hanya Mengalienasi Manusia, tapi Juga Alam
Alienasi tidak hanya dialami oleh manusia, tapi juga makhluk hidup lain
HomeLingkungan
Alienasi tidak hanya dialami oleh manusia, tapi juga makhluk hidup lain
Integrasi antara gerakan lingkungan dan pekerja merupakan jalan strategis untuk menghadapi tantangan ganda: krisis iklim yang semakin parah dan ketidakadilan struktural yang kian eksploitatif.
Tidak berlebihan untuk menyebut bahwa regulasi kendaraan listrik di Bali sebetulnya adalah solusi hijau palsu.
Yogyakarta darurat sampah, dan yang menanggungnya —ekonomi hingga kesehatan— adalah warga di lapisan terbawah.
Ekspansi modal memengaruhi pertumbuhan banyak kota, tidak terkecuali Surabaya. Ketika yang diutamakan adalah profit, bukan orang-orang yang tinggal di dalamnya, maka hasilnya dapat mudah diketahui.
Di atas kertas dan kepada dunia internasional, Indonesia berkomitmen melaksanakan kebijakan lingkungan yang berkelanjutan. Tapi faktanya tidak demikian. Kita menemukan contohnya dengan jelas di Papua.
Inilah kisah yang terjadi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Masuknya permintaan pasokan pasir telah mengubah lanskap penghidupan dan basis sosial-ekologis rakyat di sekitar Gunung Merapi.
Kita dipaksa untuk percaya bahwa lebih sulit membayangkan berakhirnya kapitalisme ketimbang akhir dunia
Baik yang bertahan maupun pindah, semuanya merasakan dampak dari energi kotor dan tidak dibiarkan menjalani hidup yang aman dan nyaman
Keliru jika kerusakan alam sepenuhnya dialamatkan kepada manusia secara umum ketika kapitalisme adalah biang keroknya.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.