1. Beranda
  2. /
  3. Paling Sering Dibaca
  4. /
  5. Page 39

Paling Sering Dibaca

Menjernihkan Makna Kata Tabayyun

Kredit ilustrasi: tabayyun.dohainstitute.org   “Hai orang-orang yang beriman, jika datang padamu, orang fasiq membawa kabar berita maka bertabayyunlah (periksalah dengan teliti!) agar kamu tidak menimpakan

Marxisme dan Ketuhanan Yang Maha Esa

PADA kesempatan ini, kita akan berteologi. Kita akan membangun suatu model teologi yang secara inheren berciri Marxis. Dan apa yang saya maksudkan bukanlah semacam perumusan ulang atas ‘teologi pembebasan’ para pastor revolusioner dari Amerika Latin. Kita perlu menaruh hormat pada mereka, tetapi sayang sekali kita tidak akan membahasnya di sini. Teologi pembebasan, kendati memiliki kegunaan emansipatoris (berguna, misalnya, sebagai sarana mobilisasi massa Kristiani demi tujuan-tujuan emansipasi revolusioner), tetaplah pada hitungan terakhir merupakan teologi dalam pengertiannya yang eksternal terhadap Marxisme, yakni teologi sebagaimana lazimnya yang melibatkan akhirat, dosa dan segala macam kredo biblikal terhadap yang transenden. Apa yang ingin saya upayakan di sini, sebaliknya, adalah membidani suatu teologi yang dilahirkan dari dalam rahim Marxisme sendiri—dibuahi oleh materialisme historis, dikandung oleh materialisme dialektis.

Merayakan Marx Tua: Wawancara Marcello Musto (Bagian I)

“…mitos “Marx Muda” – yang dipopulerkan oleh Louis Althusser dan mereka yang berargumen bahwa Marx muda tidak patut dianggap sebagai bagian dari Marxisme – adalah kesalahpahaman utama dalam sejarah studi Marx.”

Catatan Tentang Luta, Manusia yang Hidup Abadi

Cerita Pendek HELMUT Herzog, seorang antropolog Jerman, pernah memperlihatkan potret lelaki ini pada saya tiga tahun lalu. Ketika itu Helmut tengah meneliti tentang orang-orang yang

Marxisme dan Nadezhda

“Namun, organisasi seperti yang seperti dimaksud Nadezhda tidaklah dibangun hanya dari sekedar diksi-diksi dan teriakan revolusi, sebab hari ini kapitalisme bersama pion-pionnya berinovasi tanpa henti sementara kita semua punya perut untuk diisi dan perjuangan berdasarkan perencanaan kolektif tidak bisa berhenti.”

“Radikalisasi” Pengertian “Radikal”

Kredit ilustrasi: geotimes.co.id   JUDUL tulisan Kompas di rubrik “Politik&Hukum” tanggal 8 September 2018, membuat saya sedikit kebingungan. “Radikalisasi Pancasila Penting Dilakukan”, begitulah judul tulisan

Fasisme Religius

KEKERASAN berlatar sektarian, tampaknya merupakan peristiwa politik paling menyita publik di Indonesia, dalam rentang lima tahun terakhir. Walaupun, jika ditilik lebih ke belakang, kekerasan sektarian ini kembali mengemuka setelah runtuhnya rejim Orde Baru.

Sebelumnya, tipe kekerasan yang dominan adalah yang berlatar-belakang ekonomi-politik, serta kriminalitas biasa. Kekerasan sektarian bukan tak ada, tapi lebih bersifat temporal, ketimbang kekerasan belakangan ini yang tampaknya lebih sistematis dengan agenda politik yang terukur. Dari gerakan dan tuntutan yang tampak pada pelaku kekerasan sektarian ini, kita temukan ciri-ciri berikut: gerakannya mengambil bentuk mobilisasi massa di jalanan; anti pluralisme, anti demokrasi, anti liberalisme, anti komunisme, dan percaya pada keagungan sistem dan nilai-nilai sosial masa lalu; massa yang dimobilisasi terutama berasal dari kalangan rakyat miskin.

Ekososialisme Atau Kiamat!

Kredit ilustrasi: ecosocialism canada – blogger   “Perhaps in a few hundred years, we will have established human colonies amid the stars[1] … (Mungkin dalam

Demokrasi Tidak Dengan Sendirinya “Demokratis”

Kredit ilustrasi: thedemocraticview.com 21 TAHUN setelah Indonesia mengadopsi demokrasi, aspirasi warga negara kebanyakan untuk kesetaraan dan kesejahteraan umum masih sulit untuk tercapai. Tidak jauh dari

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.