
Narasi Kapitalisme Hijau: Ramah di Luar, Tetap Bahaya di Dalam
Kapitalisme terus berevolusi. Sekarang mereka tampak kian ramah terhadap lingkungan. Tapi itu cuma tipu-tipu.
Kapitalisme terus berevolusi. Sekarang mereka tampak kian ramah terhadap lingkungan. Tapi itu cuma tipu-tipu.
Gambar diambil dari https://lh5.googleusercontent.com KETIKA Suharto turun dari tampuk kekuasaan, medan seni lukis di Indonesia sama sekali lain bila dibandingkan dengan sewaktu ia merebut
Ilustrasi: Jonpey “APA yang membuatmu memilih freelance daripada bekerja di kantor?” demikian sebuah pertanyaan dari seorang pengguna internet di forum Quora. Pengguna yang lain ringan
Tulisan ini akan menawarkan alternatif dalam membaca kepemimpinan nasional. Selanjutnya menerapkan cara baca tersebut pada Prabowo untuk, pada akhirnya, mendiskusikan kembali masa depan demokrasi.
Membawa atau menarik isu penindasan bangsa Papua ke isu ras adalah cacat secara teoritik dan berbahaya secara politik bagi rakyat kedua bangsa.
Seiring dengan perbedaan dan perubahan makna istilah ’imperialisme,’ terjadi perdebatan-perdebatan untuk memperjuangkan pemaknaan tertentu atas istilah itu. Kaum Marxis pun ikut di dalam perjuangan untuk memaknai istilah itu. Konsep imperialisme pertama kali masuk ke dalam wacana Marxis pada 1900-an. Di antara generasi awal Marxis yang membahas imperialisme adalah Nikolai Bukharin dan Vladimir Ilych Lenin. Dalam membahas imperialisme, Bukharin dan Lenin terpengaruh oleh buku Finance Capital karya Rudolf Hilferding, seorang teoritisi Marxis dari Jerman yang lahir di Austria. Hilferding sendiri tidak menteorisasikan imperialisme dalam buku itu, tetapi pembahasannya tentang kapital finansial menjadi landasan bagi Bukharin dan Lenin untuk membahas imperialisme. Menurut ekonom Anthony Brewer, teori Marxis klasik tentang imperialisme dikonstruksi oleh ketiga pemikir ini.
Foto: SCMP ‘Oh no, everyone will see our parents wearing koteka. This is really embarrassing. But it is our culture and we cannot escape it.’
Negosiasi politik yang santun dan mengakomodasi kepentingan kepala adat tidak akan menyelesaikan persoalan kemiskinan di NTT.
IA tak pernah tahu apa yang menarik dari pemuda itu. Namun saat pemuda tersebut memintanya tak ikut kompetisi anggar dalam Pekan Olahraga Nasional (PON) IV
Gagasan utama dari negara kesejahteraan adalah menjinakkan kekuatan kapital/modal secara umum lewat kontrol politik yang demokratik. Ia dibangun dengan fondasi kompromi kelas.
Welfare state tidak hanya berupaya mengurangi kerentanan individu, tetapi juga memperpendek ketimpangan ekonomi. Itu mengapa kita membutuhkannya sekarang.
BEBERAPA dari kita yang bekerja di bawah teriknya langit Jakarta pada siang hari, pastinya akan melihat minuman kaleng merah dengan font khas berwarna putih di
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.