
Diego Maradona, Sepak Bola, dan Gerakan Kiri
Ilustrasi: Illustruth Pada tahun 2005 Fidel Castro pernah melayani sebuah wawancara televisi. Ia diwawancarai oleh seorang pria yang mengenakan kaos Ernesto “Che” Guevarra, beranting, berkalung
HomeHarian Indoprogress
Ilustrasi: Illustruth Pada tahun 2005 Fidel Castro pernah melayani sebuah wawancara televisi. Ia diwawancarai oleh seorang pria yang mengenakan kaos Ernesto “Che” Guevarra, beranting, berkalung
Buruh PT Shinwon memegang poster tuntutannya dalam sebuah aksi protes di Jakarta. Sumber foto: LIPS Tulisan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama bisa dibaca
“Kesempatan mengenyam pembelajaran di rumah sebagai imbas pandemi yang mula-mula saya pikir akan membuat jenuh ternyata membawa segelintir hikmah. Di luar rutinitas menyelesaikan pekerjaan sekolah, kelebihan waktu luang dapat digunakan untuk merefleksikan apa yang saya dapatkan di pendidikan dasar dan menengah selama hampir 12 tahun terakhir dan apa pengaruhnya untuk kepribadian saya.”
Saya ingin merekomendasikan sehimpun buku mengenai Papua yang pernah dilarang secara legal oleh negara Indonesia. Seluruh buku yang ada di dalam daftar bacaan ini telah mengantongi International Standard Book Number (ISBN) dan pelarangannya melalui rekomendasi tim clearing house. Tokoh kunci pelarangan buku-buku ini ialah Hendarman Supandji—mantan Jaksa Agung periode 2007-2010.
Ilustrasi: Jonpey PRESIDEN Jokowi akhirnya menandatangani produk hukum kontroversial Undang-Undang Cipta Kerja (Omnibus Law) pada 13 November 2020 di tengah demonstrasi yang tidak surut. Sudah
Pandangan ekonomi neoliberal selama ini selalu melihat polusi, pemiskinan, perampasan dan dampak lingkungan dari pembangunan sebagai sesuatu yang normal dan sekadar efek dari investasi (negative externalities). Padahal eksternalitas itu dihasilkan melalui relasi kuasa yang tidak adil, distribusi ekologis yang fatal dan pemiskinan yang sistemik.
Ala kulli hal, mungkin partai dan gerakan Islam, sejak tahun 2014, memang sudah menemui jalan mentok. Partai dan gerakan Islam yang kian berjarak ini menjadikan mereka kian tidak relevan, kecuali sebagai tukang stempel oligarki yang tidak peduli dengan nasib umat.
Ilustrasi: Jonpey Tulisan berseri ini pernah diterbitkan di terbitan Walhi dan didiskusikan di Walhi, dan juga sebagai catatan dan status Facebook penulis. Disusun di tengah
Mempelajari studi HI adalah belajar tentang kontestasi ragam kekuatan politik yang selalu bertarung untuk mendefinisikan realitas politik internasional hari ini. Pun, sebagian dari realitas itu juga menentukan apa yang kita alami di Indonesia hari ini.
Ilustrasi: Jonpey Tulisan berseri ini pernah diterbitkan di terbitan Walhi dan didiskusikan di Walhi, dan juga sebagai catatan dan status Facebook penulis. Disusun di tengah
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.