
Pak Oyib, Menghabiskan Sisa Usianya di Tanah yang Disengketakan
Kredit foto: Akar Bengkulu – WordPress.com WAJAHNYA teduh bijak, tutur kata dan bahasa Indonesianya lembut dengan logat Sunda yang kental. Tubuhnya mulai bungkuk dibaluti
HomeLiputan Khusus
Kredit foto: Akar Bengkulu – WordPress.com WAJAHNYA teduh bijak, tutur kata dan bahasa Indonesianya lembut dengan logat Sunda yang kental. Tubuhnya mulai bungkuk dibaluti
Kebencian terhadap Perempuan di Kalangan Trans Laki-Laki “CEWEK tuh kalo udah mabok, pasti mau diajak ngewe!” kata seorang trans laki-laki, “Gue mah nggak ngincer.
Sebuah Catatan Perjalanan RONA merah langit memudar digantikan oleh biru gelap, malam sudah diujung hidung, seorang pria nampak merapal mantera, tubuhnya diselimuti oleh kain
Kredit foto: Fransiskus Pascaries Perjalanan melihat ulang pendudukan Indonesia terhadap Timor Leste selama tiga dekade. MOBIL Timor Travel, yang membawa kami dari Kupang,
Kekuatan di balik kepungan konsesi dan stigma Malam itu kunang-kunang tak berpendar riuh di pepohonan angin laut bawa kabar buruk pada manusia-manusia daratan di penghujung
BOLEHLAH kali ini kami mengajak rekan sedikit berkelana ke negeri seberang. Ada dua kota yang hendak disambangi: Bangkok dan Kopenhagen. Satu di Muangthai, yang lain
Militerisme, gerakan mahasiswa dan kehancuran Partai Komunis Thailand. MALAM itu, 13 Oktober 2013, Universitas Thammasat menggelar opera Cina di aulanya. Para pemain berbicara dalam
SEHARI sebelum ia meninggal, teman sekampusnya yang berumur lebih muda menjenguk dan melihat kondisinya yang mengenaskan. Perutnya membesar akibat luka dalam membengkak, kepala, tangan, dan kaki terlihat kecil. Ia tidur telentang di atas tikar dengan kaki terlipat, seakan-akan kita melihat bentuk tubuhnya serupa katak.
BAGI warga desa terpencil di Kabupaten Nabire, Papua dan Wondama, Papua Barat, jadi pintar dan bekerja layak adalah bagian dari mimpi. Tak semua orang berhasil walau kesempatan terbentang. Warga membicarakan mimpi ini sambil mengunyah sirih dan pinang; sebagai bentuk ikatan mereka dari masa lampau.
Sejumlah perempuan, dengan mulut bergerak kiri kanan mengunyah pinang, dan bayi menggelendot di gendongannya melihat sulit menuju kehidupan cerah bila pasangan mereka bergaya barbar; mabuk, memukuli. Perempuan menyebutnya, laki-laki ringan tangan. Sebuah istilah yang tak beda dengan mulba..mulut ba air–berbicara tanpa bukti– yang ditujukan bagi politikus. Satu perempuan sedikitnya memiliki pengalaman minimal dipukuli 3 kali dalam hidup, baik oleh orangtua maupun oleh pasangannya. Lainnya, sebagian warga Papua, memiliki pengalaman lebih dari dua kali memilih pemimpin politik yang mulba.
FILEP JACOB SEMUEL KARMA tak pernah bisa melupakan peristiwa 14 tahun silam pada suatu pagi di bulan Juli, di tempat kelahirannya sendiri, Biak, Papua. Bersama ratusan demonstran lainnya, dia mulai dikepung dan ditembaki aparat keamanan gabungan di sebuah tempat Tower Air, tak jauh dari pelabuhan kota tersebut.
Mereka telah bertahan selama empat hari untuk mengibarkan bendera Bintang Kejora, lambang kemerdekaan bangsa Papua, di menara tersebut. Kejadian 6 Juli 1998 itu kelak dikenal dengan peristiwa Biak Berdarah.
Filep sendiri ditendang kepalanya lebih dari sepuluh kali. Kedua kakinya ditembak peluru karet. Kepalanya dipopor dengan gagang senjata hingga pingsan sampai sadar kembali. Filep diseret, sebelum diangkut ke mobil truk bersama demonstran lainnya.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.