![](https://indoprogress.com/wp-content/uploads/2024/07/IMG_0319-300x300.jpeg)
Dinamika di Perdesaan: Di Balik Romantisme Perantauan
Merantau bukan lagi tentang melestarikan tradisi atau kebebasan, tapi mencari penghidupan yang lebih layak, menemukan alternatif dari desa yang sudah sumpek, penuh kemiskinan, dan ketimpangan.
HomeLiputan Khusus
Merantau bukan lagi tentang melestarikan tradisi atau kebebasan, tapi mencari penghidupan yang lebih layak, menemukan alternatif dari desa yang sudah sumpek, penuh kemiskinan, dan ketimpangan.
Warga Keerom memendam sejarah panjang yang saling terkait, mulai dari pendudukan perusahaan sawit, gerakan tentara pembebasan nasional, dan penaklukan oleh militer Indonesia. Kini mereka hidup dalam reruntuhan setelah semua janji kesejahteraan tak terpenuhi.
Artikel ini dibuat untuk memperingati 10 tahun meninggalnya Laclau, merefleksikan secara singkat warisan pemikirannya dan mempertimbangkan tantangan teoretis serta historis yang dihadapi paradigma pasca-marxis pada dekade ketiga abad ke-21.
Pengembangan wisata Danau Toba seperti di Kecamatan Sianjur Mula-mula amburadul. Proyeknya merampas ruang masyarakat dan menyingkirkan mereka perlahan.
Bagaimana rasanya bekerja di pabrik beras premium? Dikontrak harian, jangka waktu pendek, upah murah, lalu ketika hendak memperjuangkan nasib lewat serikat malah diberangus.
Meski saling tergantung, tetap saja tengkulak-lah yang memiliki kendali lebih besar dibanding petani. Bagaimana bentuk ketergantungan ini?
Artikel ini menggambarkan situasi perburuhan di Jawa Tengah, di mana relokasi industrinya berdampak pada praktik pengupahan murah terhadap buruh.
Bangka belitung kesulitan menanam makanan untuk warganya sendiri. Produksi turun, pun petaninya kian sedikit. Hal tersebut kian mengkhawatirkan sebab ada tren deforestasi demi apa yang disebut sebagai energi ramah lingkungan dengan bahan bakar biomassa.
Ada kapitalisme di balik penyingkiran dan eksklusi masyarakat adat Pubabu-Besipae. Juga narasi hegemonik dari penguasa yang mencoba menormalisasi atas nama “pembangunan”.
Persoalan parkir di Yogyakarta tak bisa dilepaskan dengan kepentingan ekonomi-politik yang kompleks. Maka perbincangannya harus melampaui aspek teknis belaka.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.