Marx, Matematika, dan Pintu Ijtihad
“Karena kita secara instan mendapatkan: f(x + x) = (x + x)4 = x4 + 4x3x + 6x2x + 4xx3 + x4, jadi, ketika kita
HomeDede Mulyanto
“Karena kita secara instan mendapatkan: f(x + x) = (x + x)4 = x4 + 4x3x + 6x2x + 4xx3 + x4, jadi, ketika kita
OPTIMISME tampaknya tak hanya lebih primitif, tetapi juga lebih adaptif ketimbang pesimisme. Psikologi manusia sepertinya dirancang evolusi untuk senantiasa memberi gambaran akan suatu dunia berlandasan
ADA YANG bilang kalau Karl Marx tak pantas jadi panutan hidup. Gondrong rambutnya. Bahkan sampai sampai usia tua. Wajahnya tidak klimis. Penuh berewok dan kumis.
BENARLAH apabila ada yang bilang hidup kita sebagai individu begitu terbatas; begitu fana. Kita terbatas dalam umur. Kita tak mungkin hidup sembilan ratus tahun seperti
PADA suatu petang, Nashruddin Khoja terlihat di bawah lampu perempatan jalan sedang mencari-cari sesuatu. Kawannya datang dan bertanya: ‘sedang apa kau Nash?’ Nashruddin bilang kalau
PARA pembaca tentu kenal sosok Christiaan Snouck Hurgronje. Ya, dia itu penasihat pemerintah Hindia-Belanda untuk urusan Islam dan muslim. Kalau tidak salah dia itu lulusan
HANTU, menurut KBBI, ialah “roh jahat (yang dianggap terdapat di tempat-tempat tertentu)”. Biasanya ‘hantu’ juga diidentikkan dengan roh orang mati yang bisa menampakkan diri pada
PEMBACA pasti pernah mendengar pertanyaan teka-teki populer ini: ‘mana dulu, ayam atau telur?’ Sepintas pertanyaan ini tak punya jawaban. Apalagi konteksnya obrolan buang-buang waktu di
SIAPA kaum terpelajar ‘urban’ yang tak kenal nama Richard Dawkins? Di Indonesia, setahu saya, sudah dua bukunya diterjemahkan dan diterbitkan. Satu oleh penerbit yang punya
SEKARANG serius. Sosiobiologi, menurut Edward Wilson, ialah ‘sintesis baru’. Apabila ‘sintesis modern’ (yang salah seorang pendirinya ialah ahli genetika J.B.S. Haldane, seorang Marxis tulen) mengintegrasikan
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.