Gagalnya Nasionalisme NKRI di Papua
Sejak Indonesia masuk ke papua, nasionalisme tak pernah berjejak selain kematian dan impunitas
HomePapua
Sejak Indonesia masuk ke papua, nasionalisme tak pernah berjejak selain kematian dan impunitas
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorpo. International Unlimited) Sebermulanya Rasisme (?) Mulai tanggal 15 Agustus sampai hari ini keadaan di Papua tengah memanas. Suasana tersebut berawal
Orang kebanyakan mengidolakan Bung Karno tanpa mau memeriksa kekeliruan-kekeliruan kecil di dalam pikirannya.
Kredit gambar: Mikael Kudiai CATATLAH ini sebagai perjuangan luhur: Monyet ingin menjadi manusia. Namun sekeras usaha yang dilakukan, monyet tidak benar-benar seharkat dengan manusia. Monyet
Ilustrasi oleh Alit Ambara (Nobodycorp. International Unlimited) “Saya Seorang Nasionalis, tetapi kebangsaan saya adalah perikemanusiaan, My nationalism is humanity” Mahatmah Gandhi JUMAT 16 Agustus, 2019.
Kredit foto: Febriana Firdaus CUACA di Enarotali, Paniai, Papua sedang dingin-dinginnya pada Maret 2017 lalu. Tapi tak menghalangi saya dan kawan saya, untuk menjalankan
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) BELUM lama berselang, media mainstrem dan media sosial memberitakan keberhasilan pemerintah Jokowi-JK yang telah mengakuisisi saham PT Freeport Indonesia
Arnold Ap (1 Juli 1946 – Dibunuh 26 April 1984). Kredit ilustrasi Alit Ambara (Nobodycorp). “Bahwa sesungguhnya kemerdekaan itu ialah hak segala bangsa dan
Foto: SCMP ‘Oh no, everyone will see our parents wearing koteka. This is really embarrassing. But it is our culture and we cannot escape it.’
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) You think you own whatever land you land on, the Earth is just a dead thing you can claim
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.