1. Beranda
  2. /
  3. Paling Sering Dibaca
  4. /
  5. Page 8

Paling Sering Dibaca

Puisi-Puisi Beni Satryo

SUATU KALI DI RESTORAN Kau bertanya banyak hal saat kita mampir di restoran itu. Ini apa? Lada. Ini? Garam dan saus. Itu apa? Pisau dan

Ekologi Marx sebagai Hubungan Metabolik antara Manusia dan Alam

PENJELASAN mengenai hubungan manusia dengan alam dari pendekatan Marxisme, boleh dibilang sebagai wilayah teoritis yang kurang berkembang. Dalam tradisi Marxisme klasik, misalnya, kita hanya menemukan beberapa karya ternama seperti Dialectics of Nature dan Anti Duhring yang ditulis Friedrich Engels, yang berupaya menjelaskan fenomena alam dan hubungannya dengan manusia. Namun selain dua karya tersebut, sulit untuk menemukan penjelasan yang lebih elaboratif mengenai hubungan antara manusia dengan alam.

Penghancuran Buku dalam Sejarah Umat Manusia

‘MENGAPA manusia menghancurkan buku?’ Pertanyaan ini adalah pertanyaan yang selalu hadir dalam setiap zaman, dalam setiap konteks sosial historis yang pernah ada, semenjak manusia mengenal cara merekam pengetahuan yang dimilikinya dalam media tertentu. Kini pertanyaan ini kembali mengemuka ketika beberapa waktu lalu terjadi peristiwa yang merupakan repetisi dari segala jaman yang merasa terganggu dengan lahirnya pengetahuan tertentu: pelarangan mendiskusikan buku tentang Tan Malaka oleh sekelompok ormas yang mengatasnamakan Pancasila dan Islam. Meskipun pelarangan mendiskusikan buku tersebut tidak diikuti dengan penghancuran buku dimaksud, tetapi pada akhirnya peristiwa tersebut adalah suatu contoh bagaimana buku menjadi arena kontestasi antara arus utama dan the others, antara kelas yang berkuasa dan kelas yang dikuasai, antara keperluan untuk melanggengkan hegemoni dan upaya untuk menggugat status quo.

Konsepsi Marx tentang Komunisme (Bagian I)

Illustrasi: Illustruth I. Di mana dan Mengapa Marx Menulis tentang Komunisme MARX menetapkan bagi dirinya sendiri tugas yang sepenuhnya berbeda dengan kaum sosialis sebelumnya; prioritas

Goenawan Mohamad dan Politik Kebudayaan Liberal Pasca 1965

TULISAN ini merupakan catatan tentang politik kebudayaan liberal pasca 1965 dan peran yang dimainkan Goenawan Mohamad di dalamnya. Motivasi awalnya datang dari pembacaan atas penelitian Wijaya Herlambang dalam bukunya, Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui Sastra dan Film. Dalam tulisan ini, saya akan (1) menguraikan data-data baru tentang tema terkait yang didapat dari buku Wijaya maupun dari penelusuran saya secara langsung ke Pusat Dokumentasi Sastra H.B. Jassin, (2) menjelaskan bagaimana anatomi gagasan dari politik kebudayaan berbasis eksistensialisme Camus, (3) menunjukkan peran Goenawan Mohamad sebagai makelar kebudayaan dalam membentuk selera intelektual Indonesia, dan (4) memperlihatkan kaitannya dengan konsolidasi kapitalisme di Indonesia pasca 1965.

Dalil Pokok Kapitalisme

Mengenang Ellen Meiksins Wood   SEBAGAI orang yang tidak punya properti, bekerja pun serabutan, mudah bagi saya untuk menerima bahwa kapitalisme memang keparat. Namun, mengapa

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.