
Antara Islami Simbolik dan Islami Substantif
TULISAN ini lahir setelah melalui diskusi dengan teman saya Nias Phydra. Diskusi yang bermula ketika Maarif Institute merilis hasil penelitiannya tentang Indeks Kota Islami. Hasil
TULISAN ini lahir setelah melalui diskusi dengan teman saya Nias Phydra. Diskusi yang bermula ketika Maarif Institute merilis hasil penelitiannya tentang Indeks Kota Islami. Hasil
SETIAP terjadi bencana, banyak yang menyampaikan bahwa bencana adalah bentuk dari peringatan Allah kepada kita terhadap maksiat yang dilakukan. Sering juga kita dengar bahwa bencana
Heteroseksualitas kini merupakan norma di seluruh dunia, walau itu baru terjadi beberapa abad terakhir dan berasal dari Barat. Pada banyak budaya lain justru keragaman gender lebih biasa, seperti di Indonesia.
Pemilu Thailand menghasilkan pemenang baru. Pemenang yang menjauhkan dari politik kelas. Apa yang mereka yakini adalah: “tidak apa mengeksploitasi asal sesuai aturan.”
BANYAK orang gundah, terutama mereka yang di luar, melihat dinamika gerakan mahasiswa di bawah rezim “Reformasi.” Sebagian gundah, melihat gerakan mahasiswa semakin sepi dari aktivis: daripada terjun ke dalam dunia gerakan yang menyita energi, mahasiswa lebih memilih hidup bersantai di kampus, atau mungkin berjualan dan berbisnis. (Bukankah itu lebih menguntungkan? Dan lebih menyejahterakan?) Sebagian gundah, melihat gerakan mahasiswa, yang dari segi kuantitas itu semakin sedikit (atau setidaknya stagnan), masih saja tercerai-berai oleh perseteruan “dalam negeri,” friksi antarteman, dan tentu saja perbedaan kepentingan. Sebagian lagi gundah, melihat gerakan mahasiswa yang semakin tidak jelas tujuannya. Lihat saja, berapa gerakan mahasiswa yang masih konsisten dengan misi awalnya memberdayakan kemampuan intelektual mahasiswa dan mengasah kepekaan mereka pada realitas sosial? Sebagai bandingan (yang tentu saja tidak sebanding), lihat juga, berapa gerakan mahasiswa yang semakin mendekat pada pusat-pusat kekuasaan, tempat-tempat modal dan kucuran dana mengalir dengan derasnya?
Dalam pengertian yang paling umum sekalipun, kerap dilihat bahwa tak ada dua posisi pemikiran politik-ekonomi yang lebih berlawanan secara demikian kontras ketimbang antara Marxisme dan libertarianisme. Ambil contoh mengenai cita-cita masyarakat yang hendak dicapai. Libertarianisme menggagas masyarakat dengan peran negara yang minimal, dimana distribusi sumber daya ditentukan oleh kemampuan masing-masing individu melalui mekanisme pasar. Sementara Marxisme menggagas masyarakat tanpa perbedaan distribusi sumber daya dan karenanya juga tanpa negara, tetapi kondisi ini dicapai melalui penguasaan dari mereka yang lemah secara ekonomis terhadap negara. Demikian pula dalam pengertian keduanya tentang penindasan atau eksploitasi. Bagi seorang libertarian, eksploitasi terjadi dalam sistem dimana orang kaya diwajibkan meluangkan hasil kerjanya untuk membantu orang miskin, sementara bagi seorang Marxis, eksploitasi terjadi dalam sistem dimana para pekerja tidak memperoleh hasil yang setara dengan nilai hasil kerjanya. Singkatnya, libertarianisme adalah filsafat kelas kapitalis, sementara Marxisme adalah filsafat kelas pekerja.
Kritik Amartya Sen terhadap Pendekatan Behavioral dalam Teori Ekonomi PERBINCANGAN mengenai self-interest tetap memikat. Ini karena konsep self-interest menyeruak ke tengah arena diskursus secara dinamis,
Eksil menawarkan perspektif mendalam dan sering kali tidak terdengar tentang satu episode sejarah yang karena sensitif biasanya hanya dilihat dari satu sisi. film ini juga menyoroti pentingnya terus mempertanyakan narasi-narasi yang membentuk identitas kita hari ini.
Anggota perempuan Partai Komunis Indonesia (PKI) dan Sarekat Rakyat (SR). Di tengah-tengah adalah tanda, dengan tulisan tangan, “ “P.K.I” and “S.R” Bersama simbol komunis palu
1 MEI tahun ini, kita kembali merayakan ulang tahunnya kelas pekerja sedunia. Seperti tahun-tahun sebelumnya, kita juga menyaksikan betapa hidup kelas pekerja masih berkutat pada
Serikat Pekerja Kampus berdiri pada 17 Agustus 2023 di Salemba, Jakarta. Organisasi melawan sistem yang tidak adil dan diskriminatif dalam ekosistem kampus yang menyebabkan pekerja tidak dapat mengembangkan diri secara optimal.
Selain dapat meluruskan berbagai kesalahpamahan yang terjadi di masyarakat tentang kelas buruh, riset tentang kelas pekerja dengan perspektif kelas dapat menjadi salah satu amunisi penting dalam aktivisme sosial.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.