1. Beranda
  2. /
  3. Logika
  4. /
  5. Page 11

Logika

Marxisme dan Doktor Simpanse

BENARLAH apabila ada yang bilang hidup kita sebagai individu begitu terbatas; begitu fana. Kita terbatas dalam umur. Kita tak mungkin hidup sembilan ratus tahun seperti

Marxisme dan Kepak Sayap Malaikat

PADA suatu petang, Nashruddin Khoja terlihat di bawah lampu perempatan jalan sedang mencari-cari sesuatu. Kawannya datang dan bertanya: ‘sedang apa kau Nash?’ Nashruddin bilang kalau

Marxisme dan Iman

PARA pembaca tentu kenal sosok Christiaan Snouck Hurgronje. Ya, dia itu penasihat pemerintah Hindia-Belanda untuk urusan Islam dan muslim. Kalau tidak salah dia itu lulusan

Marxisme dan Hantu

HANTU, menurut KBBI, ialah “roh jahat (yang dianggap terdapat di tempat-tempat tertentu)”. Biasanya ‘hantu’ juga diidentikkan dengan roh orang mati yang bisa menampakkan diri pada

Marxisme dan Teka-Teki Telur-dan-Ayam

PEMBACA pasti pernah mendengar pertanyaan teka-teki populer ini: ‘mana dulu, ayam atau telur?’ Sepintas pertanyaan ini tak punya jawaban. Apalagi konteksnya obrolan buang-buang waktu di

Marxisme dan Sosiobiologi (bagian 3)

SIAPA kaum terpelajar ‘urban’ yang tak kenal nama Richard Dawkins? Di Indonesia, setahu saya, sudah dua bukunya diterjemahkan dan diterbitkan. Satu oleh penerbit yang punya

Marxisme dan Sosiobiologi (Bagian 2)

SEKARANG serius. Sosiobiologi, menurut Edward Wilson, ialah ‘sintesis baru’. Apabila ‘sintesis modern’ (yang salah seorang pendirinya ialah ahli genetika J.B.S. Haldane, seorang Marxis tulen) mengintegrasikan

Marxisme dan Sosiobiologi (Bagian 1)

DALAM tulisan kali ini saya akan memperkenalkan pembaca pada sosiobiologi. Di sini belum akan ada ulasan kritis apalagi membongkar logika gerakannya, seperti yang Martin lakukan

Martin dan Marxisme: Sekadar Perkenalan

‘SAMPAI sekarang para filsuf hanya menafsirkan dunia dengan beragam cara; pokok sebetulnya ada pada mengubahnya’. Saya kira pembaca tahu pernyataan heroik dari Marx ini. Ditilik

‘Penemuan Kembali Marxisme Kita’

BERBICARA soal Marxisme di Indonesia itu susah. Perkaranya bukan semata bahwa ada larangan legal terhadap penyebarluasan Marxisme, tetapi juga—dan terutama—karena kita kerapkali gagal memilah konteks

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.