1. Beranda
  2. /
  3. Paling Sering Dibaca
  4. /
  5. Page 31

Paling Sering Dibaca

Marxisme dan Dua Kebudayaan Filsafat Kontemporer (Bagian I)

BULAN Juli lalu, media sosial kita sempat diramaikan dengan berita tentang silat lidah antara Noam Chomsky dan Slavoj Zizek. Chomsky, seorang filsuf, ahli tata bahasa sekaligus anarkis, menganggap Zizek tak punya teori dan hanya bermain kata-kata, sebagaimana Derrida dan Lacan. Zizek, seorang filsuf posmo, yang konon anti-posmo, membantah anggapan itu dan mengajukan gugatan balik atas Chomsky. Komentar Chomsky adalah ekspresi tipikal dari filsuf Analitik, sementara posisi Zizek adalah ekspresi tipikal dari filsuf Kontinental. Pada kesempatan kali ini, saya akan menganalisis interaksi kedua tradisi tersebut dan melihat implikasinya bagi Marxisme. Dalam artikel pertama ini, kita akan berfokus membedah—meminjam istilah C.P. Snow—‘dua kebudayaan’ filsafat kontemporer itu. Barulah kemudian dalam bagian kedua, kita akan memeriksa keterkaitan antara cekcok dua budaya ini dengan Marxisme.

Anies, Si Penembak Gajah

TIDAK ada politisi Indonesia yang saat ini lebih menarik perhatian saya daripada Anies Baswedan. Beberapa bulan lalu dia memenangkan pemilihan gubernur Jakarta. Anda semua mahfum

Krisis Ekologi dan Bangkrutnya Peran Agama

“MANUSIA bisa hidup tanpa emas, tapi tak bisa hidup tanpa air”, demikian bunyi protes aktivis lingkungan di Banyuwangi atas eksploitasi hutan Gunung Tumpang Pitu oleh

Kapitalisme dan Produksi Ruang

MASALAH ruang (space), tampaknya semakin menarik perhatian kalangan progresif saat ini. Misalnya, dalam sebuah presentasi berjudul “Korporasi dan Penguasaan Ruang di Indonesia” Chalid Muhammad,i mantan

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.