Permohonan Maaf Editor

Print Friendly, PDF & Email

MENYUSUL pelaporan publik akun Twitter @shandyanggar melalui linimasanya akan indikasi penjiplakan (plagiarisme) yang dilakukan oleh Eva Novi Karina, dalam tulisannya yang diterbitkan Harian IndoPROGRESS dengan judul “Benarkah Tiongkok hanya Negara Kapitalis Biasa?” (23 Desember 2019), maka saya, atas nama segenap editor IndoPROGRESS, menyampaikan permintaan maaf kepada pembaca sekalian dan kepada @shandyanggar yang sudah dirugikan. Kecolongan ini, tentu saja, tidak terlepas dari kelengahan kami dalam menggawangi tulisan berkualitas di IndoPROGRESS. Kami juga sudah meminta Eva untuk mengklarifikasi, dan beliau sudah mengakui “keteledorannya” dan “sangat menyesal dan berjanji tidak akan mengulanginya lagi.” Kami pun meminta Eva menulis surat permohonan maaf terbuka (dan pribadi, jika memiliki kontak ybs.), yang isinya dapat dibaca pada bagian berikutnya dari tulisan ini.

Berseiringan dengan ini, IndoPROGRESS dengan tegas menolak segala bentuk plagiarisme dengan dalih apapun. Alasan “menulis untuk gerakan dan perjuangan kelas” sama sekali bukan alasan yang bisa dipakai sebagai pembenar tindakan plagiarisme. Bahkan, ia bertentangan dengan semangat perjuangan sosialisme ilmiah itu sendiri yang menjunjung tinggi integritas prosedur observasi ilmiah. Terkait tulisan Eva, alasan bahwa bagian yang diplagiasi (tentang Hardt-Negri) “tidak memengaruhi argumentasi” keseluruhan artikel (bahkan, menurut hemat kami, apabila bagian itu dihilangkan juga tidak akan berpengaruh apa-apa, karena Eva lebih memilih jalur analisis Harveyian ketimbang Hardt-Negrian yang ditulis di paragraf setelahnya), tetap tidak bisa menjadi alasan permisif bagi plagiarisme sekecil apapun.

Bagaimanapun juga, secara substansi, keputusan editor untuk menerbitkan tulisan tersebut tetap tidak berubah. Pasalnya, dalam artikel tersebut, terdapat sejumput orisinalitas dan banyak paparan analitis yang kami yakin akan berguna dan menarik bagi pembaca IndoPROGRESS di satu sisi, dan yang terpenting, di sisi lain, dapat memperkaya khazanah masyarakat dalam merespon secara objektif dan rasional—ketimbang emosional dan sentimental—akan tantangan kebangkitan Tiongkok di dunia internasional, khususnya dalam kancah perdebatan rivalitas antar-kapitalis dan/atau imperialisme global.***


Hizkia Yosias Polimpung

Editor IndoPROGRESS


IndoPROGRESS adalah media murni non-profit. Demi menjaga independensi dan prinsip-prinsip jurnalistik yang benar, kami tidak menerima iklan dalam bentuk apapun untuk operasional sehari-hari. Selama ini kami bekerja berdasarkan sumbangan sukarela pembaca. Pada saat bersamaan, semakin banyak orang yang membaca IndoPROGRESS dari hari ke hari. Untuk tetap bisa memberikan bacaan bermutu, meningkatkan layanan, dan akses gratis pembaca, kami perlu bantuan Anda.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.