Lajja
Ini cermin yang bisa membuat wajah kita buruk. PADA hari kedua belas, Surajan bangkit dari ranjang. Ia menuju ke halaman, balik lagi ke dalam rumah,
Ini cermin yang bisa membuat wajah kita buruk. PADA hari kedua belas, Surajan bangkit dari ranjang. Ia menuju ke halaman, balik lagi ke dalam rumah,
Ada tiga orang kiri dalam tiga novel. ‘SEBAIKNYA kau pulang dan membuka bukumu, Sandip Babu. Kau keliru dengan ucap-ucapanmu. Itulah sulitnya kalau cuma tahu menghapal
BICARA Zhou Enlai menghadang fasisme Jepang, seperti memancing ikan di padang pasir: kerjaan orang gila. Kenapa? Karena, konon, tak ada lagi ancaman fasisme di Indonesia.
Ini lelucon tentang anak-anak yang baru belajar berjalan. MUNGKIN begini gambarannya saat kaum Trotskis Indonesia berada di sekolah Leninis: Sebagai murid yang paling pintar, tempat
Tak perlu memoncongkan moncong dan bersungut-sungut. SEBAIKNYA dimulai dari ini: ’30 tahun, delapan bulan, dan duapuluh dua hari kekuasaan Orde baru’—dengan lantang diucapkan Budiman Sudjatmiko,
ANGGAP saja ini anekdot Pernah diajukan tanya. Tak pasti jawabannya. Sederhana pertanyaan itu. Semua diawali dengan kata andaikan—agar imajinatif: Andaikan, mamaknya Herman Hendrawan melihat teman-teman
‘Kita kalah, Ma,’ bisikku ‘Kita telah melawan, Nak, Nyo, sebaik-baiknya, sehormat-hormatnya.’ (Pramoedya) MUNGKIN begini: melawan tak selalu menang. Teguh dalam melawan itu yang penting. Dan,
Tak perlu risau. Ini versi PKI. Bagi sebagian orang, Tan Malaka ujud dari legenda kiri. Tokoh revolusioner militan dan misterius. Tapi, bagi Partai Komunis Indonesia
MARI bergoyang…. Asyiiik…. Goyang, Mang…Asohe…Ser… Ser…. Pernah heboh. Tahun 2003 muncul FPI (Front Pembela Inul), JI (Jamaah Inul), FBI (Fantasi Bokong Inul), CIA (Cintailah Inul
PERSOALAN yang sepele: mana bertahan dan mana tersungkur. Sedikit nostalgia. Tahun 1999, dua partai dari ideologi berbeda bertarung dalam Pemilu. Partai Rakyat Demokratik (PRD) berada
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.