Tidak ada Ilmu Sosial yang Netral dan Bebas Nilai!
Judul buku: Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia Penulis: Vedi Hadiz dan Daniel Dakhidae (editor) Penerbit: PT. Equinox Publishing Indonesia Tahun: 2006 Jumlah halaman: 308
Judul buku: Ilmu Sosial dan Kekuasaan di Indonesia Penulis: Vedi Hadiz dan Daniel Dakhidae (editor) Penerbit: PT. Equinox Publishing Indonesia Tahun: 2006 Jumlah halaman: 308
Judul buku: What the Market does to People: Privatization, Globalization, and Poverty Penulis: David Macarov Kota terbit, penerbit: London, Zed Books Tahun terbit : 2003 Tebal
Judul Buku: Labor Rights in High Tech Electronics : Case Studies of Workers’ Struggles in Samsung Electronics and Its Asian Suppliers Penulis : Fahmi Panimbang,
POGROM ’65 bukan hanya sekedar menghancurkan gerakan massa yang kuat, lebih dari itu adalah dihancurkannya karakter kebangsaan yang penuh dengan harga diri. Suatu karakter kebangsaan
Judul Buku: The Problem with Work :Feminism, Marxism, Antiwork Politics, and Postwork Imaginaries Penulis: Kathi Weeks Penerbit: Duke University Press, 2011 Tebal: 287 halaman ‘Alangkah
APA yang langsung terbayang ketika anda mendengar kata ‘liberal’ atau ‘liberalisme?’ Apakah Anda langsung mengidentikkannya dengan sesuatu yang berhubungan dengan kebebasan? Atau sesuatu yang berhubungan dengan pluralisme? Atau mungkin dengan kelompok tertentu? Apakah anda juga langsung mempertentangkannya dengan hal lain?
TIDAK dapat dipungkiri bahwa kota adalah salah satu entitas yang berkaitan sangat erat dengan pengalaman modern kemanusiaan. Walau demikian, bukan perkara mudah untuk memahami hubungan keduanya. Alienasi atau keterasingan manusia dalam pengalaman berkota menunjukkan bahwa hidup di kota tidak bermakna memiliki kehidupan di kota itu sendiri. Penyakit akut perkotaan seperti kemacetan, banjir, minimnya penghijauan, masalah perumahan layak, kriminalitas, dsb membuat mudah untuk menyimpulkan bahwa kota yang dihidupi warganya adalah kota yang tidak manusiawi. Tidak heran jika kemudian kondisi alienatif ini menciptakan kesadaran palsu di kalangan warga bahwa situasi berkota mereka adalah sesuatu yang terberi, ‘udah dari sononye’ dan tidak dapat diubah lagi.
Judul buku: Forces of Labor : Worker’s Movements and Globalization Since 1870 Penulis: Beverly J. Silver Penerbit: Cambridge University Press, 2003 Tebal: 180h. + appendix
KENANGAN apa yang kita ingat tentang ibu kita sewaktu kita masih kecil? Yang segera muncul adalah kenangan tentang ibu saya yang selalu memasak sepulang ia mengajar di sekolah, atau mencuci pakaian semua anggota keluarga, mencuci piring-piring kotor, dan menyiapkan baju kerja ayah saya. Lalu, kenangan apa yang kita ingat tentang ayah kita sewaktu masih kecil? Saya selalu teringat ayah saya yang mengomentari makanan buatan ibu saya, meminta ibu saya membuatkan kopi, dan menanyakan lokasi dasi miliknya di dalam lemari. Kenangan semacam itu tentang sosok seorang ibu dan ayah mungkin bukan hanya kenangan milik saya, mungkin juga kenangan anda, dan yang pasti, kenangan Silvia Federici, yang menulis buku yang sangat bagus mengenai posisi perempuan dalam housework dalam hubungannya dengan kapitalisme: Revolution at Point Zero: Housework, Reproduction, and Feminist Struggle.
SALAH satu modus ekspansi kapitalisme adalah melakukan apa yang disebut intensifikasi kapital. Proses intesifikasi ini dilakukan ke dalam sistem kapitalisme, dimana sektor-sektor yang sebelumnya dianggap sebagai barang publik kemudian dikomodifikasi dengan tujuan utama menumpuk profit tanpa batas. Misalnya, air dan udara yang sebelumnya gratis (karena dianggap bukan barang langka) kini telah diperjualbelikan, telah menjadi komoditi yang sangat menguntungkan.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.