Why Chinese-Indonesians Should Fight Against Capitalism and Racism
Anti-racist struggle without abolition of classes will amount to nothing but pipe dreams
HomeHarian Indoprogress
Anti-racist struggle without abolition of classes will amount to nothing but pipe dreams
Di Tuban, negara menciptakan ruang untuk kepentingan kelas kapitalis untuk terus melanggengkan eksploitasi geografis dalam rangka akumulasi kapital.
khirul Kalam, “Film Pendek ‘Tilik’, mungkin, menceritakan tentang kenyataan sehari-hari umat Islam Indonesia yang tetap mampu berghibah lepas di tengah himpitan hidup di desa. Namun, bagi anak muda Banjar yang merasakan hidup di tengah rumor kerusuhan Jumat Kelabu 23 Mei 1997 atau pekan-pekan mencekam setelah huru-hara Sampit, kenyataan itu adalah kenyataan tragis.
Berat pula tampaknya bicara soal kebebasan apabila masih berat menerima kenyataan-kenyataan sosial. Lagipula, apa sih artinya kebebasan kalau cacing di perut setiap hari masih koploan?***
Utopia. Distopia. Masyarakat komunis. Masyarakat kapitalis. Pilih sendiri petualanganmu.
Pada akhirnya, di tengah berbagai masalah yang kita, kaum 99%, hadapi saat ini di bawah sistem ekonomi politik kapitalisme neoliberal, yang kita butuhkan memang bukan feminisme liberal… Yang kita butuhkan adalah feminisme untuk 99%. ***
Ilustrasi diambil dari “Lekra Woodcuts in the Early 1960s: Socialist Realism, National Culture, and Cosmopolitan Patriots” (Michael Bodden, 2018) 17 AGUSTUS 1950, tepat hari ini
Kami tak perlu dibunuh, kami sudah mati.
Ia menghayati tulisan suci dan menggunakannya sebagai cara untuk berbicara kepada dunia. Ketidaknyamanan dalam hidup sudah menjadi hal yang biasa bagi Day.
Anda mahasiswa tahun pertama? Ingin memperkaya amunisi untuk meruntuhkan kapitalisme? Sekadar penasaran baca Das Kapital? Say no more!
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.