Buka-tutup Pintu Penyelesaian Pelanggaran HAM Berat Masa Lalu
18 Januari 2023
Pengakuan pelanggaran HAM semestinya menjadi kunci untuk membuka pintu lainnya: pengungkapan kebenaran dan pencarian keadilan.
All posts by : rioapinino
- Beranda
- /
- Author: rioapinino
- /
- Page 16
rioapinino
Sang Matriarch
15 Januari 2023
Megawati telah menunjukkan diri sebagai seorang matriarch dalam PDIP.
Ambisi Mobil Listrik dan Hari-Hari Menderita di Pulau Obi (Bagian 1)
14 Januari 2023
Hasil kegiatan Pulau Obi, Halmahera Selatan, Maluku Utara menambah pemasukan negara. Tapi nasib penduduk pulau belum tentu jadi baik. Mereka terpaksa tinggal di tempat tercemar.
Kegagalan Historis Membangun Polisi (di) Indonesia
11 Januari 2023
Di masa Hindia Belanda ada tiga masalah polisi: korup, sewenang-wenang, serta menjadi alat politik penguasa. Tak banyak yang berubah setelahnya.
Kita Kehilangan Sipon Sang Cahaya Matahari: Sebuah Obituari
6 Januari 2023
Sipon adalah manusia hebat. Dia mencintai keluarga dan kehidupan tanpa pernah melangkah mundur. Hanya kematian yang dapat menghentikanya.
Ketika Pelancong Menjadi Pembela HAM
4 Januari 2023
Lewat buku ini pembaca dapat melihat bagaimana kerja aktivis HAM lebih dekat, juga bagaimana isu ini adalah persoalan global
Pekerja Akademis pun Rentan. Karena Itu Kami Juga Mogok Kerja.
29 Desember 2022
Pekerja akademis sering dianggap aman, padahal mereka juga mengalami kerentanan yang sama seperti buruh lain. Bahkan ini terjadi di negara maju seperti Amerika Serikat.
Perampasan Tanah untuk Akumulasi Kapital: Ihwal Pertambangan di Dairi Sumatra Utara
26 Desember 2022
Masyarakat Kabupaten Dairi, Sumatra Utara, berjibaku mempertahankan ruang hidup dari perusahaan tambang timbal dan seng
Oetomo Ramelan: Wali Kota Merah dan Akrobatnya dalam G30S di Surakarta
23 Desember 2022
Sedikit kisah tentang Oetomo Ramelan, Wali Kota Surakarta dari PKI saat terjadi G30S
Kami Memprotes Kampus UBB Saat Penyambutan Mahasiswa Baru. Kami Diskors. Kami Melawan.
21 Desember 2022
Universitas Bangka Belitung menskors kami hanya karena menyampaikan pendapat. Mereka begitu represif