1. Beranda
  2. /
  3. Topik
  4. /
  5. LBR Edisi VI/2013

LBR Edisi VI/2013

Edisi VI/2013

TAHUN 1637, seorang matematikawan cum pengacara Perancis, Pierre de Fermat, mengajukan satu teorema tersulit dalam sejarah perkembangan teori angka. Teorema ini dikenal sebagai teorema terakhir Fermat (Fermat’slasttheorem). Teorema ini menyatakan bahwa tidak ada tiga integer positif a, b, dan c yang dapat memberikan solusi pada persamaan an+bn=cn bagi setiap nilai integer n yang lebih besar dari dua. Teorema ini sendiri merupakan perluasan dari teorema segitiga Phytagoras dengan derajat problematisasi yang lebih tinggi. Banyak matematikawan tersohor dunia seperti Carl Frederich Gauss, Leopold Kronecker, Sophie Germain, Georg Cantor, berupaya membuktikan teorema ini. Sayangnya, para matematikawan tersohor ini tidak mampu untuk memecahkan teorema terakhir Fermat. Bahkan seorang filsuf empirisis seperti Karl Popper, sempat berujar bahwa teorema ini lebih tepat dikatakan sebagai konjektur, suatu proposisi yang keliatan logis namun tidak dapat dibuktikan kebenarannya. Walau begitu, situasi itu berubah ketika teorema ini berhasil dipecahkan pada tahun 1995 oleh Andrew Wiles, seorang matematikawan Inggris yang mengajar di Universitas Princeton, AS. Wiles membuktikan teorema terakhir Fermat dengan menggunakan perhitungan representasi Galois terhadap konjektur Taniyama-Shimura, yang kemudian memberikan ekuasi logis terhadap teorema Fermat itu sendiri.

Women’s Question dalam Perjuangan Mengakhiri Kapitalisme dan Patriarki

MASIH segar dalam ingatan kita, 16 Desember 2012 yang lalu, seorang perempuan India, Jyoti Singh Pandey, diperkosa dengan sadis oleh sekelompok laki-laki biadab dalam sebuah bus di jalanan New Delhi. Jyoti yang kesakitan meninggal 13 hari kemudian setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Beberapa waktu sebelumnya, di belahan dunia yang lain, buruh migran perempuan Indonesia diperkosa oleh tiga polisi di Malaysia. Tidak berhenti sampai di situ, perempuan pun kemudian dilarang duduk mengangkang di atas motor oleh pemerintah kota Lhokseumawe, Nanggroe Aceh Darussalam, terhitung sejak Januari 2013.

Imperialisme dan Akumulasi Kapital

BUKU ini tergolong klasik dalam kepustakaan ekonomi Marxis. Die Akkumulation des Kapitals ditulis Rosa Luxemburg dengan agak tergesa-gesa pada akhir 1912 hingga awal 1913. Edisi terjemahan Inggrisnya baru muncul pada 1951 berkat kerja keras Agnes Schwarzschild. Edisi terbitan ulang tahun 2003 ini mengikuti edisi 1951. Selain masih tetap mencatumkan pengantar dari ekonom Inggris Joan Robinson yang ada di edisi 1951, edisi 2003 ini ditambah dengan kata pengantar dari ekonom Polandia Tadeusz Kowalik.

Bentuk Nilai (Value Form atau Form of Value): Bagian 1

TOPIK ini, didedikasikan Marx untuk mendiskusikan tentang asal-usul munculnya uang (money). Tetapi, di sini ia tidak berbicara sejarah kemunculan uang, misalnya dari sistem barter, uang metal atau koin, emas, uang kertas, hingga uang elektronik seperti yang kita kenal sekarang ini. Apa yang ingin dijelaskannya adalah sejarah perkembangan dalam kaitannya dengan perkembangan hubungan konseptual dalam sistem kapitalisme. Misalnya, hubungan antara ‘bentuk sederhana dari nilai/simple form of value’ dan ‘bentuk uang/money form’ yang dominan dalam sistem kapitalisme (Heinrich, 2012:56). Karena itu, ia tidak memaksudkan penjabarannya ini untuk meyakinkan kita bahwa uang merupakan alat yang paling mumpuni untuk mengatasi keterbatasan dari pertukaran dalam bentuk barter, sebagaimana yang diajarkan kepada kita selama ini.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.