Rancière dan Politik Estetika
“Estetika bukanlah disiplin ilmu. Estetika adalah sebuah gaya berpikir yang lahir di era Revolusi Prancis, juga dengan gayanya yang khas, cara berpikir ini mempertanyakan (menggoncang) tatanan hierarkis”
HomeTopik
“Estetika bukanlah disiplin ilmu. Estetika adalah sebuah gaya berpikir yang lahir di era Revolusi Prancis, juga dengan gayanya yang khas, cara berpikir ini mempertanyakan (menggoncang) tatanan hierarkis”
Adorno berusaha tidak membakukan teknik dua belas nada agar tidak hegemonik
Ekspresi politik kelas menengah muncul dalam dua bentuk: reformis dan reaksioner dan bertendensi fasis
Buruh PT Shinwon memegang poster tuntutannya dalam sebuah aksi protes di Jakarta. Sumber foto: LIPS Tulisan ini terdiri dari dua bagian. Bagian pertama bisa dibaca
Ilustrasi: Jonpey Tulisan ini adalah bagian ketiga dari serial esai bertema pendidikan demokrasi radikal. Bagian pertama dapat dibaca di sini, dan bagian kedua di sini.
Ilustrasi: Jonpey Tulisan ini adalah bagian kedua dari serial esai bertema pendidikan demokrasi radikal. Bagian pertama dapat dibaca di sini. GAMBARAN tentang bagaimana sistem pendidikan
Pembaca yang rajin beribadah di gereja dan berteduh setiap hari mungkin terkejut ketika membaca puisi di atas. Judulnya berbunyi ‘Himne kepada Allah’, tetapi isinya jauh dari puji-pujian dan pengagungan akan kebesaran Allah. Dalam puisi itu, kita malah menemukan semacam gugatan atas kebijaksanaan Allah serta eksistensi-Nya. Klaim-klaim teologis tentang kemahakuasaan, kebaikan, serta kedaulatan Allah yang memelihara sejarah, dibenturkannya dengan potret kenyataan yang penuh dengan kemiskinan, penderitaan, dan kematian manusia.
Sosialisme yang dibangun dari bawah di Kerala rupanya dapat memberikan kebijakan alternatif yang dapat bekerja dengan baik dan memperkuat kapasitas politik rakyat pekerja
Alexandra memerankan Lenore di “A Modest Proposal”. Kredit foto: Ellen Bryan ALEXANDRA Kumala adalah aktor, penulis dan seniman yang penampilannya di panggung teater kota New
Kredit foto: Watyutink SAMUEL (bukan nama sebenarnya), menunjukkan foto yang dikirim temannya dari tempat perjudian di sudut kota Wamena. Uang kertas seratus ribu bertumpuk-tumpuk di
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.