Mungkinkah Intelektual Menang dalam Pemilu Kita?
Selama tatanan politik tak berubah, sampai kapan pun Anda tidak akan punya presiden atau wakil presiden seorang intelektual.
HomeDemokrasi
Selama tatanan politik tak berubah, sampai kapan pun Anda tidak akan punya presiden atau wakil presiden seorang intelektual.
Tulisan ini akan menawarkan alternatif dalam membaca kepemimpinan nasional. Selanjutnya menerapkan cara baca tersebut pada Prabowo untuk, pada akhirnya, mendiskusikan kembali masa depan demokrasi.
Kemenangan Prabowo menandakan keberlanjutan demokrasi illiberal. Tetapi, kita tidak boleh terjebak oleh kepanikan moral. Yang kita butuhkan adalah analisis yang lebih bernuansa mengenai trajektori politik sekarang dan yang akan datang. Ancaman bagi demokrasi di bawah kekuasaan Prabowo merupakan gejala bagi persoalan yang lebih besar, yaitu kuasa oligarki di negara-negara Selatan.
Pemerintahan Prabowo akan semakin otoriter ketimbang Jokowi karena tekanan struktural dari logika akumulasi kapital.
Persaingan terus-menerus untuk mendapatkan kekuasaan serta negosiasi di antara para elite anti-demokrasi adalah penghalang bagi kembalinya pemerintahan otoriter ke Indonesia, meskipun Prabowo menang pemilihan presiden.
Pujian prematur atas performa demokrasi di Indonesia menyembunyikan masalah-masalah yang lebih mendasar. Hal ini menutup mata terhadap fakta bahwa kepentingan oligarki masih tidak tertandingi dan bahkan dapat semakin memperdalam iliberalisme.
Penentuan indikator kunci peringkat-peringkat demokrasi melibatkan pengambilan keputusan yang subjektif dan merefleksikan penilaian dari mereka yang berkuasa.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.