Hersri Setiawan

Cornel Simandjuntak Cahaya, Datanglah!

dengan tertunduk di depan angan pusaramu kuserahkan bagi kepeloporanmu Tidak mudah menuliskan riwayat pemuda Siantar, anak terkemuka dari rakyat dan zamannya ini. Kesukarannya karena, pertama-tama, tidak seorang

Menjadi Eksil, Puisi Eksil, dan Indonesia: Wawancara dengan Agam Wispi

“Setelah tragedi 1965, ratusan orang yang sedang ditugaskan pemerintah Sukarno untuk sekolah, bekerja maupun melakukan lawatan dinas di luar negeri terhalang pulang. Paspor mereka dicabut dan akses komunikasi ke dalam negeri, bahkan untuk berhubungan dengan keluarga pun, diputus. Melalui wawancara dengan Agam Wispi, seorang penyair terkemuka, para pembaca diajak menelusuri sejarah tragedi ’65, bukan dari angka dan fakta-fakta besar, tetapi dari pengalaman pribadi yang sarat rasa dan asa. Bagaimana bentuk pencarian identitas sebagai “eksil” setelah tercerabut dari ‘akar’? Bagaimana pengalaman ini dituangkan dalam karya sastra, terutama “karya sastra eksil”, dan apa pengaruhnya dalam eksperimen bentuk dan isi? Juga, bagaimana imajinasi, frustrasi, dan harapan seorang eksil tentang “Indonesia”, “tanah air”, “masa lalu”, dan “kekinian”?”

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.