Indonesia Gagal Mengindonesiakan Orang Papua
Refleksi 55 Tahun Manifesto Politik Papua DARI hati dan jiwa raga yang tulus dan ikhlas, saya mengucapkan selamat hari Manifesto Politik Papua, 1 Desember
Refleksi 55 Tahun Manifesto Politik Papua DARI hati dan jiwa raga yang tulus dan ikhlas, saya mengucapkan selamat hari Manifesto Politik Papua, 1 Desember
Kredit ilustrasi: Alit Ambara (Nobodycorp) GUGUSAN pegunungan dengan puncak salju abadi membentang di Papua. Suku Amungme menyebutnya Nemangkawi Ninggok. Artinya puncak salju abadi. Tempat
Lukisan karya Ignatius Dicky Takndare berjudul, Khanikla Mey Moyo Yarate Ate. Kredit foto: Sanjaya Indarto KATA Max Binur,[1] siklus seni dan budaya manusia Papua
TANGGAL 8 November lalu, Presiden Joko Widodo menggelar rapat terbatas evaluasi pembangunan Indonesia di Papua. Kata Presiden, Rp. 85,7 triliun dana pembangunan yang sudah digelontorkan
Ilustrasi oleh Alit Ambara (Nobodycorp) HAK merupakan unsur normatif yang melekat pada diri setiap manusia yang diperoleh sejak lahiriah. Manusia dalam berinteraksi tentunya memiliki
Ilustrasi gambar oleh Alit Ambara (Nobodycorp) BEBERAPA waktu lalu, kita dikagetkan dengan kunjungan Jokowi bersama istrinya Iriana, Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki, Kepala Sekretariat
Filep Karma duduk paling kiri. Foto oleh Andreas Harsono PADA 9 Mei 2015, saya duduk dalam lorong sel saya bersama para tahanan politik lain,
Ilustrasi oleh Alit Ambara (Nobodycorp) PERSOALAN Papua di PBB kini memasuki babak baru. Bukan saja karena telah ada tujuh negara sebagai subjek hukum internasional
MASYARAKAT Indonesia mabuk lagi. Kali ini “mabuk Nara Rakhmatia Masista.” Nara ibarat minuman lokal (milo) berkadar alkohol tinggi yang sementara obati sakit jiwa masyarakat Indonesia
HAL paling sulit dari sebuah bangsa yang hidup dalam fantasi masa lalu mengenai semangat ekspansionisme adalah mengakui bahwa kolonialisme itu eksis hari ini. Ini problem
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.