1. Beranda
  2. /
  3. Oase
  4. /
  5. Page 19

Oase

Keperawanan

SAYA termasuk orang yang selalu menganggap bahwa manusia tidaklah bodoh. Jika pun seseorang terlihat bodoh, barangkali dia sekadar berpura-pura atau mungkin sedang lupa. Kepercayaan ini sedikit banyak mendapat tantangan yang hebat pada seminggu belakangan. Penyebabnya ini: berita tentang tes keperawanan untuk siswi SMA.

‘ONE DROP’

Bagi Marley, di antara lagu dan liriknya, yang terpenting adalah liriknya. Musiknya adalah musik rakyat, yang membawa pesan tentang sejarah rakyat, serta cerita-cerita lain yang tidak diajarkan di bangku sekolah. Namun ‘One Drop’ masih menyimpan tendensi messianisme. Baiklah kita membacanya dalam kerangka Walter Benjamin; messianisme atau Keselamatan tak bisa diharapkan dari hal yang ada di luar diri manusia—dari sesuatu yang Ilahiah. Ia harus diusahakan sekarang dan di sini oleh manusia itu sendiri. Tentu, ini berarti mengesampingkan kepercayaan Marley terhadap Jah Rastafari dan Haile Sellasie yang sedikit banyak merasuki lirik-lirik gubahannya. Pasalnya, ketika lagu itu dibaca dalam kerangka ‘messianisme minus penantian’ yang demikian, ia justru menjadi lagu yang lebih mendorong dan lebih membakar, lebih revolusioner—kalau boleh dikatakan demikian.

Senyum Soeharto

JUMAT, 1 Maret 2013. Patung dan Rumah Sejarah Jendral Soeharto diresmikan di desa Kemusuk, Bantul, Yogyakarta, tanah kelahirannya. Dengan senyum lebar, putri sulungnya, Tutut Soeharto, membuka selubung patung berbaju militer setinggi 3,5 meter. Para tetamu, di antaranya menteri – menteri zaman Orde Baru, bertepuk tangan penuh haru.

Probosutedjo, adik tiri Soeharto pidato berapi-api, tentang tujuan dibangun rumah itu, ‘Agar generasi pelanjut sejarah tidak kehilangan jejak Pak Harto dan selalu mengenang tanda-tanda kepemimpinannya!’ Tak lupa Probosutedjo menyertakan sanjung puji bahwa Soeharto pemimpin sederhana, tegas dan berjiwa besar.

Chiapas

RAKYAT jelata membuat sejarah. Tidak percaya? Mari palingkan wajah sejenak ke dunia seberang. Hari itu, 1 Januari 2001. Usai hingar-bingar pergantian tahun baru, dunia sontak menoleh ke Chiapas, provinsi termiskin di Meksiko. Tiga ribu petani angkat senjata. Mereka merangsek ke kota, memprotes pemerintah Meksiko yang bersekutu dengan Amerika Serikat dan Kanada meneken perjanjian kawasan perdagangan bebas Amerika Utara (NAFTA). Akibat liberalisasi perdagangan itu, petani miskin – kebanyakan masyarakat adat Indian – dipaksa bersaing dengan pemodal raksasa dari negara-negara besar.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.