Kiri Indonesia: Dihantui Warisan Anti-Komunis dan “Masyarakat Sipil”
“Lantas bagaimana seharusnya kaum kiri Indonesia mengejar perubahan sosial yang sejati dan radikal?”
HomeArtikel
“Lantas bagaimana seharusnya kaum kiri Indonesia mengejar perubahan sosial yang sejati dan radikal?”
“Kita harus menjalankan proses revolusi yang orisinal”
“Saya merekomendasikan tujuh buku yang wajib dibaca dan dibedah, agar sedapat mungkin mengubah pandangan yang bias dan kabur menjadi kokoh dan fokus. Saya kira tujuh buku ini kiranya menjadi moda terakhir yang dapat menjadi senjata agar generasi “Indonesia Emas” tidak benar-benar menjadi kaleng rombeng.”
Ilustrasi: Marxists.org I. Sebelum Marx FRIEDRICH ENGELS lebih dulu paham soal pentingnya kritik ekonomi-politik ketimbang Karl Marx. Waktu keduanya berkenalan, Engels telah menerbitkan lebih banyak
Nilai bisnis melesat sementara semua aktivitas dilumpuhkan pandemi? Kok bisa?
Ilustrasi: Jonpey Tulisan ini adalah bagian kedua dari serial esai bertema pendidikan demokrasi radikal. Bagian pertama dapat dibaca di sini. GAMBARAN tentang bagaimana sistem pendidikan
Definisi “merdeka” Nadiem hanya mendaur-ulang logika lama pendidikan yang harus mendekatkan diri pada logika pasar.
Di Tuban, negara menciptakan ruang untuk kepentingan kelas kapitalis untuk terus melanggengkan eksploitasi geografis dalam rangka akumulasi kapital.
Anda mahasiswa tahun pertama? Ingin memperkaya amunisi untuk meruntuhkan kapitalisme? Sekadar penasaran baca Das Kapital? Say no more!
Dalam konteks investasi dan libido pembangunan infrastruktur yang menggusur warga, rezim kerap menggunakan kata ‘relokasi’ atau ‘menggeser’, atau menggunakan ‘untuk kepentingan umum’ yang sebenarnya berarti ‘untuk kepentingan orang-orang kaya dan korporasi.’ Bahkan frasa ini jadi judul salah satu undang-undang, yaitu UU Nomor 2 tahun 2012 tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum. Eufimisme bahasa juga dipakai setelah menggusur. Tahun lalu, Jokowi mengklaim warga yang digusur akan mendapat ‘ganti untung’ dan meminta media berhenti menggunakan ‘ganti rugi’.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.