Illustrasi: Illustruth
I. Internasional Pertama
Begitu Kapital terbit, Marx melanjutkan aktivitas militannya dan berkomitmen penuh untuk Asosiasi Pekerja Internasional. Dalam biografi politiknya, fase ini terdokumentasikan dalam Vol. I/21, “Karl Marx—Friedrich Engels, Werke, Artikel, Entwürfe. September 1867 bis März 1871”, yang mencakup lebih dari 150 teks dan dokumen dari periode 1867-1871, termasuk notulen 169 rapat Dewan Umum di London (dihapus dari semua edisi karya-karya Marx dan Engels sebelumnya) di mana Marx melakukan intervensi. Dengan demikian, ia menyediakan materi riset untuk tahun-tahun yang krusial bagi Internasional.
Sejak awal, pada 1864, ide-ide Proudhon sudah sangat hegemonik di Prancis, kawasan Swiss yang berbahasa Prancis, dan Belgia; dan kaum mutualis—istilah untuk menyebut para pengikutnya—adalah sayap paling moderat dari Internasional. Mereka—yang sepenuhnya menentang intervensi negara di bidang apapun—menolak sosialisasi tanah dan alat-alat produksi, serta penggunaan senjata. Teks-teks yang diterbitkan dalam volume ini menunjukkan bagaimana Marx memainkan peranan kunci dalam perjuangan panjang untuk mengurangi pengaruh Proudhon di Internasional. Teks-teks ini mencakup dokumen-dokumen yang terkait dengan persiapan kongres-kongres Brussels (1868) dan Basel (1869), ketika Internasional untuk pertama kalinya secara tegas menyuarakan sosialisasi alat-alat produksi oleh otoritas negara dan mendukung hak untuk menghapuskan kepemilikan individu atas tanah. Ini menandakan kemenangan penting bagi Marx dan kemunculan prinsip-prinsip sosialis dalam program politik organisasi utama kaum pekerja untuk pertama kalinya.
Di luar program politik Asosiasi Pekerja Internasional, akhir 1860-an dan awal 1870-an dipenuhi dengan konflik-konflik sosial. Banyak pekerja yang berpartisipasi dalam aksi-aksi protes memutuskan untuk menjalin kontak dengan Internasional yang reputasinya terus meluas. Para pekerja ini juga meminta Internasional untuk mendukung perjuangan-perjuangan mereka. Pada periode ini juga terjadi kelahiran beberapa kelompok pekerja Irlandia di Inggris. Marx mengkhawatirkan perpecahan yang diakibatkan oleh nasionalisme garis keras dalam barisan kaum proletar. Dalam sebuah dokumen yang dikenal sebagai “Komunikasi Konfidensial”, ia menekankan bahwa “kaum borjuis Inggris tidak hanya mengeksploitasi penderitaan orang-orang Irlandia untuk menundukkan kelas pekerja di Inggris lewat imigrasi paksa orang-orang miskin dari Irlandia”; mereka juga terbukti sanggup memisahkan kaum pekerja “ke dalam dua kubu yang saling bertentangan”. Dalam pandangannya, “suatu bangsa yang memperbudak bangsa lainnya sebenarnya menempa sendiri rantai yang membelenggunya” dan perjuangan kelas tidak dapat menghindar dari isu penting ini. Tema besar lainnya dalam volume tersebut—khususnya yang diulas dalam tulisan-tulisan Engels untuk The Pall Mall Gazette—adalah penolakan terhadap Perang Prancis-Prusia tahun 1870-1871.
II. Riset-Riset Marx Setelah Kapital
Kerja-kerja Marx untuk Asosiasi Pekerja Internasional berlangsung dari 1864 sampai 1872, dan volume baru IV/18, “Karl Marx—Friedrich Engels, Exzerpte und Notizen. Februar 1864 bis Oktober 1868, November 1869, März, April, Juni 1870, Dezember 1872” menyajikan bagian yang sebelumnya tak dikenal tentang studi-studi yang ia kerjakan selama tahun-tahun tersebut. Penelitian Marx dilakukan jelang dicetaknya Volume I Kapital atau setelah 1867 ketika ia mempersiapkan penerbitkan Volume II dan III untuk diterbitkan. Volume MEGA ini terdiri atas lima buku kumpulan kutipan dan empat buku catatan yang berisi rangkuman lebih dari seratus karya tulis, laporan-laporan debat-debat parlementer dan artikel-artikel jurnalistik. Bagian yang paling tebal dan penting secara teoretis dari materi-materi ini mencakup penelitian Marx tentang agrikultur, di mana minat utamanya di sini ialah tentang sewa tanah, ilmu-ilmu alam, kondisi tanah di negara-negara Eropa dan Amerika Serikat, Rusia, Jepang dan India, dan sistem penggunaan tanah dalam masyarakat-masyarakat pra-kapitalis.
Marx membaca secara cermat Chemistry and Its Application to Agriculture and Philosophy (1843), karya ilmuwan Jerman Justus von Liebig yang ia anggap penting karena turut mengubah pandangannya sebelumnya bahwa penemuan-penemuan ilmiah pertanian modern sukses mengatasi masalah pemulihan tanah. Sejak itu, ia mengembangkan minat pada apa yang kini kita sebut “ekologi”, khususnya masalah erosi tanah dan deforestasi. Di antara buku-buku yang amat berkesan bagi Marx dalam periode ini, ada tempat khusus untuk Introduction to the Constitutive History of the German Mark, Farm, Village, Town and Public Authority (1854) karya teoretikus politik dan sejarawan hukum Georg Ludwig von Mauer. Dalam sebuah surat kepada Engels, ia mengatakan bahwa buku-buku Mauer “amatlah signifikan”, karena dengan cara yang sangat berbeda meneropong “bukan hanya zaman primitif, tetapi juga perkembangan selanjutnya seperti tentang kota-kota merdeka, para pemilik lahan-lahan besar yang menikmati impunitas, pejabat publik, dan perjuangan kalangan petani merdeka dan hamba”. Marx juga memuji Maurer karena menunjukkan bahwa kepemilikan pribadi atas tanah adalah sesuatu yang terjadi dalam periode sejarah tertentu dan tidak bisa dianggap sebagai karakter alami dari peradaban manusia. Akhirnya, Marx mempelajari secara mendalam tiga karya berbahasa Jerman dari Karl Fraas: Climate and the Vegetable World throughout the Ages, a History of Both (1847), A History of Agriculture (1852) dan The Nature of Agriculture (1857). Ia mendapati bahwa yang pertama disebut di atas “amatlah menarik”, dan secara khusus mengapresiasi bagian saat Fraas menunjukkan bahwa “iklim dan flora berubah dalam sejarah”. Ia menyebut pengarangnya sebagai “seorang Darwinis sebelum Darwin”, yang mengakui bahwa “bahkan spesies pun berkembang dalam sejarah”. Marx juga dikejutkan oleh pertimbangan-pertimbangan ekologis Fraas dan keprihatinannya bahwa “pengolahan tanah—jika bersandar pada perkembangan alami dan bukannya secara sadar dikontrol (sebagai borjuis ia semestinya tidak mencapai pemahaman ini)—tidak akan menghasilkan padang gurun”. Marx dapat mendeteksi di sini “sebuah tendensi sosialis bawah sadar”.
Menyusul penerbitan Notebooks on Agriculture, kita bisa berargumen dengan tambahan bukti bahwa ekologi bakal memainkan peranan yang lebih besar dalam pemikiran Marx jika ia memiliki energi untuk menuntaskan dua volume terakhir Kapital. Tentu saja, kritik ekologis Marx bersifat anti-kapitalis, dan di luar harapan-harapannya akan kemajuan ilmu pengetahuan, mencakup pertanyaan tentang corak produksi secara keseluruhan.
Skala studi-studi Marx atas ilmu-ilmu alam telah menjadi nampak sepenuhnya sejak penerbitan Volume IV/26, “Karl Marx, Exzerpte und Notizen zur Geologie, Mineralogie und Agrikulturchemie. März bis September 1878”. Pada musim semi dan musim panas 1878, geologi, mineralogi, dan kimia pertanian menjadi lebih sentral dalam studi-studi Marx daripada ekonomi-politik. Ia mengumpulkan catatan dari berbagai buku, termasuk The Natural History of the Raw Materials of Commerce (1872) oleh John Yeats, The Book of Nature (1848) oleh ahli kimia Friedrich Schoedler, dan Elements of Agricultural Chemistry and Geology (1856) oleh ahli kimia dan mineral James Johnston. Antara Juni dan awal September, ia bergelut dengan Student’s Manual of Geology (1857) karya Joseph Jukes, yang darinya ia mengumpulkan banyak kutipan. Fokus utama dari semua pembelajaran ini adalah pertanyaan-pertanyaan tentang metodologi ilmiah, tahap-tahap perkembangan geologi sebagai disiplin ilmu, dan kegunaannya bagi produksi industrial dan agrikultural.
Pemahaman-pemahaman yang ia dapat melalui pembelajaran ini menyadarkan Marx tentang pentingnya mengembangkan lagi ide-idenya tentang profit, yang pernah membuatnya sibuk pada pertengahan 1860-an ketika menulis naskah tentang “Transformasi Profit-Surplus ke dalam Sewa Tanah“ dalam Kapital, Volume III. Beberapa rangkuman teks-teks ilmu alamnya memiliki tujuan untuk menerangi materi-materi yang sedang ia pelajari. Tetapi catatan-catatan lainnya, yang lebih condong pada aspek-aspek teoretisnya, dimaksudkan untuk digunakan dalam penyelesaian Volume III. Di kemudian hari Engels mengenang bahwa Marx “menyusuri (…) pra-sejarah, agronomi, kepemilikan tanah di Rusia dan Amerika, geologi, dll., secara khusus untuk mengembangkan hingga (…) yang belum pernah diupayakan, bagian tentang sewa tanah dalam Volume III Kapital”. Volume-volume MEGA ini semakin penting karena mereka akan mendiskreditkan mitos yang sering diulangi dalam biografi-biografi dan studi-studi tentang Marx, bahwa setelah Kapital ia telah memuaskan minat intelektualnya dan sepenuhnya meninggalkan studi-studi dan penelitian baru.
III. Kerja-Kerja Terakhir Engels
Akhirnya, tiga buku MEGA yang diterbitkan pada dekade terakhir berkaitan dengan Engels di masa tuanya. Volume I/30, “Friedrich Engels, Werke, Artikel, Entwürfe Mai 1883 bis September 1886” mencakup 43 teks yang ia tulis dalam tiga tahun setelah kematian Marx. Dari 29 teks terpenting dalam volume ini, terdapat 17 tulisan jurnalistik yang muncul di beberapa surat kabar utama kelas pekerja Eropa. Meski dalam periode ini perhatiannya banyak tersedot untuk mengedit naskah Kapital Marx yang belum tuntas, Engels tidak meninggalkan kesempatan untuk mengintervensi rangkaian isu-isu hangat di bidang politik dan teori. Ia juga menulis polemik yang ditujukan untuk menyerang kebangkitan kembali idealisme di lingkaran akademik Jerman, Ludwig Feuerbach and the End of Classical German Philosophy (1886). Empat belas teks lainnya, yang diterbitkan sebagai apendiks dalam volume MEGA ini, adalah beberapa terjemahan Engels dan rangkaian artikel dari penulis lain yang berkolaborasi dengannya.
MEGA juga menerbitkan kumpulan surat-surat Engels yang baru. Volume III/30, “Friedrich Engels, Briefwechsel Oktober 1889 bis November 1890” mencakup 406 surat yang masih terselamatkan dari total 500 atau lebih surat yang ia tulis antara Oktober 1889 dan November 1890. Lebih jauh lagi, disertakannya untuk pertama kali surat-surat dari koresponden lain memungkinkan kita untuk mengapresiasi secara lebih mendalam kontribusi yang Engels berikan bagi perkembangan partai-partai kelas pekerja di Jerman, Prancis, dan Inggris, mengenai beragam isu teoretik dan organisasi. Beberapa di antaranya ialah mengenai kelahiran Internasional Kedua dan perdebatan-perdebatan di dalamnya, yang kongres pendiriannya berlangsung pada tanggal 14 Juli 1889.
Akhirnya, Volume I/32, “Friedrich Engels, Werke, Artikel, Entwürfe März 1891 bis August 1895”, menyertakan tulisan-tulisan dari empat setengah tahun terakhir hidup Engels. Ada sejumlah tulisan-tulisan jurnalistik untuk koran-koran sosialis besar pada masa itu, termasuk Die Neue Zeit, Le Socialiste dan Critica Sociale, tetapi juga sejumlah kata pengantar dan penutup untuk berbagai edisi karya-karya Marx dan Engels, transkripsi pidato, wawancara dan sambutan dalam kongres-kongres partai, catatan percakapan, dokumen-dokumen yang Engels tulis dalam kolaborasi dengan orang lain, dan sejumlah terjemahan.
Tiga volume ini akan terbukti bermanfaat bagi studi yang lebih mendalam atas kontribusi teoretik dan politik Engels tua. Rangkaian publikasi dan konferensi internasional yang dijadwalkan pada perayaan dua abad kelahirannya (1820-2020) tentu tidak akan melewatkan masa dua belas tahun pasca kematian Marx ini, di mana Engels menghabiskan energinya untuk penyebaran Marxisme.
V. Marx yang Lain?
Marx yang seperti apakah yang lahir dari edisi historis-kritis baru atas karya-karyanya ini? Dalam beberapa hal, ia berbeda dari sosok pemikir yang selama ini digambarkan oleh para pengikut dan penentangnya—belum lagi jika kita berbicara tentang patung-patung dari batu yang ditemukan di ruang publik rezim-rezim Eropa Timur, yang menggambarkannya dengan postur menunjuk ke masa depan dengan keyakinan teguh. Di sisi lain, adalah keliru untuk menyebut—seperti mereka yang terlalu bersemangat merayakan penemuan sosok “Marx yang belum dikenal” setiap kali muncul teks yang baru—bahwa penelitian terkini telah memutarbalikkan semua yang sebelumnya diketahui mengenai dirinya. Apa yang disuguhkan oleh MEGA adalah landasan tekstual untuk memikirkan Marx yang berbeda: bukan berbeda karena perjuangan kelas disisihkan dari pemikirannya (seperti yang bakal diharapkan oleh para akademisi, dalam variasi nyanyian lama tentang “Marx sang ekonom” versus “Marx sang politisi” yang berupaya untuk menggambarkannya sebagai pemikir klasik yang ompong); tetapi secara radikal berbeda dengan pengarang yang secara dogmatis dijadikan fons et origo dari “sosialisme riil”, yang semata-mata mengarahkan perhatiannya pada pertentangan kelas.
Kemajuan-kemajuan baru yang dicapai dalam studi-studi Marxian menunjukkan bahwa eksegesis atas karya Marx lagi-lagi, seperti halnya di masa lalu, akan semakin dipertajam. Sejak dulu kaum Marxis mengedepankan tulisan-tulisan Marx muda—terutama Economic and Philosophic Manuscripts of 1844 dan The German Ideology—sementara Manifesto of the Communist Party tetap menjadi tulisannya yang paling banyak dibaca dan dikutip. Namun, dalam tulisan-tulisan masa mudanya tersebut, orang akan menemukan banyak gagasan yang kelak dilampaui dalam karya-karyanya yang belakangan. Sejak dulu, kesulitan untuk memeriksa penelitian Marx dalam dua dekade terakhir kehidupannya menghalangi pemahaman kita tentang pencapaian-pencapaian penting yang ia raih. Namun di atas segalanya itu, di dalam Kapital dan naskah-naskah persiapannya, dan juga dalam penelitian-penelitian di tahun-tahun terakhirnya, kita menemukan refleksi-refleksi yang paling berharga mengenai kritik masyarakat borjuis. Refleksi-refleksi ini merepresentasikan kesimpulan-kesimpulan terakhir, meskipun bukan yang definitif, yang Marx capai. Jika diperiksa secara kritis dalam terang perubahan-perubahan di dunia sejak kematiannya, mereka masih akan terbukti berguna untuk tugas teoretik, setelah kegagalan-kegagalan model sosial-ekonomi alternatif untuk kapitalisme di abad ke-20.
Edisi MEGA ini telah membuktikan kebohongan klaim bahwa segala hal tentang Marx telah ditulis dan dibicarakan. Masih ada banyak hal yang bisa dipelajari dari Marx. Kini menjadi mungkin untuk mempelajari bukan hanya apa yang ditulis Marx dalam karya-karyanya yang telah diterbitkan, tetapi juga pertanyaan dan keraguan yang terkandung dalam sederet naskah yang tak selesai.
Marcello Musto (1976) adalah Professor bidang Teori Sosiologi di York University (Toronto), Kanada. Ia telah menulis banyak buku dan artikel yang diterbitkan di lebih dari 20 bahasa. Di antaranya ia mengedit beberapa volume seperti Karl Marx’s ‘Grundrisse’: Foundations of the Critique of Political Economy 150 Years Later (Routledge, 2008); Marx for Today (Routledge, 2012); Workers Unite!: The International 150 Years Later (Bloomsbury, 2014). Ia juga menulis buku Another Marx: Early Manuscripts to the International (Bloomsbury, 2018) dan The Last Marx (1881-1883): An Intellectual Biography (forthcoming 2019). Tulisan-tulisannya tersedia di www.marcellomusto.org. Buku terbarunya dalam bahasa Indonesia berjudul, Marx Yang Lain, akan diterbitkan dalam waktu dekat oleh penerbit Marjin Kiri.
Artikel ini diterjemahkan oleh Daniel Sihombing