1. Beranda
  2. /
  3. Topik
  4. /
  5. LBR Edisi IV/2012

LBR Edisi IV/2012

Edisi IV/2012

BERTOLT Brecht dalam In Praise of Communism, menyebut komunisme sebagai ‘it’s just the simple thing. That’s hard, so hard to do:’ suatu hal yang sangat sederhana, (namun) sangat, sangat sulit untuk dilakukan.

Pernyataan Brecht seakan relevan dalam pengalaman kekinian kita. Ketika kini universalisasi kapitalisme dalam rupa neoliberalnya menciptakan banyak kontradiksi sosial di mana-mana, seharusnya tercipta kemudahan bagi kita dalam mengorganisasikan perlawanan, lalu mengeliminasi sistem sosial kapitalis ini. Bahwa rakyat yang tertindas oleh kapitalisme akan mudah berjuang bersama-sama dalam rangka menciptakan masyarakat yang lebih baik. Kenyataannya, Brecht benar: ‘sangat, sangat sulit untuk dilakukan.’ Perjuangan menuju masyarakat yang adil di luar kapitalisme, kini justru menghadapi situasi paling rumit dan kompleks yang tidak pernah ada presedennya. Tidak heran, jika bagi beberapa kalangan, perjuangan untuk menghancurkan kapitalisme merupakan kemustahilan. There is no alternative.

Mengupas Sejarah Sosial Pemikiran Politik Barat

USAHA untuk membahas dasar-dasar pemikiran politik Barat, merupakan hal yang jarang dilakukan. Di tanah air, terdapat kecenderungan untuk ‘melupakan’ kanon-kanon teori politik klasik, apalagi membahas konteks sejarah dari pemikiran tersebut. Cap ‘kuno’ atau ‘tidak relevan’ sering menjadi alasan mengapa tidak banyak dari kita – pengkaji ilmu sosial dan filsafat, serta aktivis gerakan sosial – mau menekuni kajian pemikiran politik klasik Barat secara serius.

Pendidikan dan Kebutuhan Kapitalisme

SUDAH jauh-jauh hari, ahli pendidikan revolusioner Brazil Paulo Freire, mengingatkan bahwa netralitas dalam pendidikan adalah sebuah kenaifan. Pendidikan secara keseluruhan justru digunakan sebagai alat untuk menjaga eksistensi kelompok dominan. Lewat kurikulum, metode pengajaran, hingga sistem produksi guru, pendidikan diyakini Freire meciptakan manusia-manusia yang siap menyokong konfigurasi kelompok dominan.

Komoditi Sebagai Hubungan Sosial (2)

TEORI nilai Marx merupakan salah satu teorinya yang paling rumit sekaligus paling kontroversial. Jika kita bisa melewati diskusi mengenai teori ini dengan lancar, maka diskusi mengenai topik-topik lainnya dalam Capital menjadi lebih mudah.

Teori nilai seringkali disebut berbarengan sebagai Teori Nilai Kerja (TNK). Menariknya, Marx sendiri tidak pernah menyebut teori nilai sebagai TNK. Sebutan ini pertama kalinya digunakan para pengritiknya dari kalangan ekonom mainstream, seperti Eugen von Böhm-Bawerk. Menjadi tambah populer ketika ekonom Marxist Rudolf Hilferding, memberikan kritik atas kritiknya Böhm-Bawerk terhadap Marx tersebut (Hiroyoshi, 2005:81).

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.