Kiri Islam dan Proyeksi Utopis Hassan Hanafi
Banyak contoh konkret yang dapat kita temui dalam keseharian, bagaimana praktik beragama hanya sebatas ritual semata dan melupakan aspek sosial dari agama itu sendiri. Bagaimana ustadz-ustadz (dan pemuka agama lain) hari ini sibuk mengutip ayat-ayat yang menjanjikan kenikmatan surga dan hidup bahagia setelah mati kelak kepada para jama’ah/umat, tetapi kemudian setelah mendengar ceramah, para jama’ah kembali ditindas di tempat kerjanya, di pabriknya, di sawahnya, atau di ladangnya. Mereka hanya pasrah, terkunci pada sikap sabarnya karena ingat akan janji surga di kehidupan setelah mati kelak. Sebuah ilusi dan harapan palsu yang menyelubungi penindasan yang ada. Sikap pasif dan apolitis ini juga direproduksi tanpa henti di media massa sebagai aparatus ideologi termaju. ‘Kotak ajaib’ itu telah menjadikan dakwah sekadar ajang komersialisasi agama yang tidak ada bedanya dengan komoditas-komoditas lain. Ustadz pun kemudian dibayar berdasarkan ‘waktu kerja’ mereka berdakwah di layar televisi.