Yoseph Yapi Taum

D. N. Aidit, Sastra dan Geliat Zamannya [i]

Dalam produksi sejarah resmi (official history), Dipa Nusantara Aidit atau D. N. Aidit (1923—1965) lebih dikenal dan dikenang sebagai seorang “penjahat” dan “pengkhianat bangsa” yang mendalangi peristiwa di malam jahanam Gerakan 30 September (G30S). Melalui film Pengkhianatan G30S/PKI garapan sutradara Arifin C. Noer (1984), sosok Aidit benar-benar buram, “lelaki gugup berwajah dingin dengan bibir yang selalu berlumur asap rokok” (Zulkifli, 2010: 2). Bayangan orang tentang D.N. Aidit banyak dipengaruhi oleh film yang sangat populer di Indonesia tahun 1984—1998 itu. Dalam film ini, digambarkan sosok Aidit sebagai orang yang paling jahat, penuh daya tipu muslihat, yang terus-menerus merokok, dan merupakan orang yang memerintahkan pembunuhan terhadap tujuh jenderal pada operasi G30S.

Puisi-Puisi Yoseph Yapi Taum

PUISI-PUISI YOSEPH YAPI TAUM   TAK ADA MIMPI DI NEGERI INI : Sondang Hutagalung cakrawala memberinya sepotong rimba sebagai arena merampas kembali kebebasannya di kala

Memecah Pembisuan, Membongkar Tabu: Mendengar Suara Korban Tragedi 1965

KARENA judul buku ini adalah Memecah Pembisuan, saya ingin mengawali ulasan ini dengan menjelaskan istilah serupa, yaitu Breaking the Silence. Breaking the Silence (BtS) adalah sebuah LSM Israel yang terletak di wilayah Barat Yerusalem, didirikan tahun 2004 oleh veteran tentara Angkatan Bersenjata Israel. Kegiatan mereka antara lain mengumpulkan dan mempublikasikan kesaksian-kesaksian dan pengalaman para tentara dalam tugas dan operasi mereka di wilayah pendudukan: Tepi Barat, Jalur Gaza, dan wilayah Timur Yerusalem selama Intifada Kedua. Misi LSM ini adalah ‘memecah pembisuan’ dalam diri tentara-tentara Angkatan Bersenjata Israel yang sudah kembali dalam kehidupan sipil di Israel dan ‘mengungkap adanya ganjalan yang mereka rasakan dalam menghadapi realitas di wilayah pendudukan dan pembisuan mereka di rumah.’

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.