Jembatan Bacem, Riwayatmu Kini, Sedari Sekarang, Perhatian Insani
Ketika kita sedang bicara tentang jembatan, dalam relasinya dengan sungai Bengawan Solo, kita perlu memahami kata tersebut dalam dua medan makna: sebagai jembatan material-sosial, yakni jembatan dalam arti konotatifnya sebagai monumen yang menghubungkan kegiatan sosial dari dua daratan yang dipisahkan oleh sungai, serta sebagai jembatan historis, yakni sebagai ruang tempat suatu peristiwa historis terjadi. Jembatan dalam kedua arti tersebut rupanya seringkali luput dari kesadaran kita. Mungkin, bagi kita yang tidak pernah secara langsung ada di Solo, tidak akan terkejut bahwa, ternyata (!), ada jembatan di atas Bengawan Solo; beberapa dari kita mungkin berasumsi begitu saja: pastilah ada jembatan untuk melintasi sungai itu, supaya kendaraan bermotor bisa melintasinya—karena merepotkan juga kalau kendaraan-kendaraan itu harus naik perahu getek seperti dalam lagu karangan Gesang. Bagi kita yang mengenal jembatan itu, atau bahkan cukup sering melintasinya, mungkin akan melihatnya sebagai sesuatu yang ada di luar sana, sesuatu yang sedari dulu ada di sana, begitu saja.