Remah Cerita Agustusan
Foto diambil dari laniratulangi.wordpress.com 17 AGUSTUS bagi saya adalah hari libur yang biasa-biasa saja. Selain karena memang—oleh satu dan dua cara hidup selama ini—hari libur
Foto diambil dari laniratulangi.wordpress.com 17 AGUSTUS bagi saya adalah hari libur yang biasa-biasa saja. Selain karena memang—oleh satu dan dua cara hidup selama ini—hari libur
18 JUNI enam tahun silam, Jose Saramago menutup mata. Usianya 88 tahun. Saya menerima kenyataan ini sebagai sebuah kebetulan yang menyenangkan. Pasalnya, beberapa perdebatan di
Ilustrasi oleh Alit Ambara MEI sedikit lagi berlalu dan di awal Juni nanti kita merayakan kelahiran Pancasila. Barangkali rutinitas yang demikian, dari tahun ke
BEBERAPA berita dan cerita dari kawan-kawan senasib sepenanggungan membuat saya berkesimpulan bahwa dari hari ke hari semakin sulit orang dari kelas bawah untuk naik tingkat
PERINGATAN keras: hilangkan (Anda bebas menambah kata ‘sejenak’) segala caci maki dan stereotipe kita pada kelas menengah. Karena, saya kira, tulisan ini dibuat oleh seorang
KITA sering mendengar pendapat bahwa masyarakat Indonesia punya kebudayaan yang cukup tinggi yang mempengaruhi ketabahan hidup yang dimilikinya. Salah satu indikasinya muncul pada sambutan masyarakat
BUKAN hal baru bila para konservatif memandang sebelah mata, bahkan was-was terhadap sebuah media baru yang muncul. Bukan hal baru pula jika mereka menyayangkan, dan
KETIKA INTERNET mulai merasuki kehidupan kita, masih jarang ditemukan sebuah karya sastra yang mengangkat atau setidaknya menyinggung dengan signifikan Generasi Maya atau fenomena internet. Minimal secara
BAGI saya yang termasuk dalam generasi yang masa Sekolah Dasarnya masih bersinggungan dengan urusan butir-butir Pancasila, menghafal peta Indonesia bisa jadi lebih mudah dari anak-anak
Ilustrasi gambar oleh Andreas Iswinarto BEBERAPA hari lalu, saya berkesempatan membaca tulisan Gerry van Klinken tentang pembantaian pada Februari 1966 di Maumere, Flores, NTT.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.