SEBAGAI ANAK YANG LAHIR pada pertengahan 90-an, ingatan saya semasa Orde Baru adalah televisi yang menampilkan video klip Trio Kwek-Kwek, maraton kartun pada hari Minggu, dan
Istilah ‘wong cilik’ biasanya ramai dipergunakan menjelang perhelatan politik akbar. Rupa-rupanya, kebiasaan membicarakan ‘kaum pinggiran’ tanpa memberi mereka kesempatan bersuara sendiri sudah terjadi sejak lama.
TEKS INI adalah naskah pidato Soekarno yang disampaikan dalam rapat raksasa ulang tahun PKI ke-45 pada tahun 1965. Simak naskah lengkapnya di sini.
HARIAN “API” jang mulai terbit setelah terdjadinja peristiwa kontra-revolusioner “Gerakan 30 September”, melalui editorial2, tulisan, pemberitaan dan ulasan2nja, telah menjumbangkan fikiran2 dan andjuran2 jang gamblang dan
Halte bis itu terletak di depan Katedral. Aku memandangi Mappa Mundi,[1] dengan sungainya yang mengalir dari Surga, dan melihat perpustakaan yang digembok, di mana sekelompok
KAMU MEMPERTUNJUKKAN KEKUASAAN di Kediri, Demak, Kudus, iya apa tidak! Kamu belajar perang buat beberapa hari dan boleh sadarkan pikiran dan ati di tempat tempat
DUA minggu belakangan ini, Syriza melesat menyita perhatian banyak kawan, terutama beberapa teman dalam lingkaran pergaulan kami, baik dalam lingkup online maupun offline. Raihan 36%
Ir. Sakirman PERTAMA2 saja menjatakan persetudjuan saja atas Laporan Politik Politbiro jang disampaikan olh Ketua Partai kita, Kawan D.N. Aidit jang tertjinta, kepada Sidan Pleno
KALAU Anda kebetulan masih Taman Kanak-kanak pada tahun 1998, tentu Anda tidak banyak mengalami bagaimana serdadu dan keserdaduan menjadi sangat penting dalam hidup sehari-hari Anda.
LAYAKNYA Berto Tukan yang kebingungan menulis pengantar rubrik kliping edisi lalu, saya hampir mati kutu mencari ide membuka tulisan ini. Beruntung saya sempat mengintip timeline Instragram
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.