Kasus pelanggaran HAM mana yang Anda ingat (telah diselesaikan sampai tuntas)? Silakan, Anda akan memanggil ulang memori Anda terkait kasus penculikan aktivis, pembunuhan, hingga penghilangan paksa. Maka di saat bersamaan, Anda akan menemukan jawaban bahwa kasus-kasus pelanggaran HAM yang terjadi, nyaris tanpa penyelesaian. Nama-nama yang dinyatakan hilang hingga kini tidak jelas rimbanya. Sedangkan kasus pembunuhan aktivis pembela HAM hingga kini masih menyisakan tanda tanya.
Belakangan ini, kasus pelanggaran HAM kembali menjadi isu yang akrab di telinga kita, setelah salah satu kontestan Pemilu Presiden diduga kuat sebagai pelaku penculikan pada 1998. Pada kesempatan ini, IndoPROGRESS TV menyajikan tiga episode wawancara terkait berbagai kasus pelanggaran HAM di Indonesia yang berjudul Kami Selalu Ingat!. Masing-masing episode menampilkan satu narasumber, mulai dari Suciwati Munir, Keluarga Wiji Thukul, hingga Mugiyanto—salah satu korban penculikan. Wawancara ini mencoba mengungkap usaha perjuangan mereka, serta masa depan penyelesaian kasus pelanggaran HAM, terutama dalam kaitannya dengan Pemilu Presiden.
Kami Selalu Ingat! merekam ingatan mereka, baik korban maupun keluarga korban. Seri wawancara ini sekaligus mengajak kita untuk merawat ingatan, sebab kita bukan bagian dari mereka yang terus- menerus berpura-pura lupa.
***
MUGIYANTO merupakan penyintas dari kasus penculikan aktivis yang terjadi pada tahun 1998. Ia diculik pada 13 Maret 1998, di rumah susun Klender, Jakarta Timur. Selama penyekapan, Mugi dan kawan-kawannya mengalami penyiksaan fisik dan mental.
Lepas peristiwa itu, Mugi mulai berinteraksi dengan keluarga korban orang hilang. Selanjutnya ia menjadi ketua Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI). Bersama keluarga korban, Mugi terus memperjuangkan keadilan bagi korban dan keluarga korban.
Dalam wawancara ini, Mugi menceritakan pengalamannya saat disekap oleh para penculik. Aktivitasnya bersama IKOHI dan upaya penegakan HAM di Indonesia. Secara khusus, ia juga menyampaikan pandangannya terkait Pilpres 2014.