Paradigma Dekolonial dan Dialog Antaragama
Rangkaian kunjungan para agamawan Indonesia ke Israel adalah praktik perdamaian imperial. Dialog ini sebenarnya bukanlah dialog antaragama, melainkan dialog antarkuasa yang melanggengkan penjajahan.
Rangkaian kunjungan para agamawan Indonesia ke Israel adalah praktik perdamaian imperial. Dialog ini sebenarnya bukanlah dialog antaragama, melainkan dialog antarkuasa yang melanggengkan penjajahan.
Lewat acara yang sedang hype, CoC, kita dapat berefleksi bahwa problem dasar kita masih sama: tidak meratanya akses pendidikan dan langgengnya anggapan bahwa rumpun STEM itu superior.
Teknokrat utama Orde Baru paling tepat digambarkan sebagai konservatif dadakan. Para Mafia Berkeley itu percaya pada keyakinan akan “rasionalitas” perencanaan kapitalis dan merangkul politik konservatif sebagai hasil dari kebutuhan politik dalam konteks konsolidasi otoriter
Merantau bukan lagi tentang melestarikan tradisi atau kebebasan, tapi mencari penghidupan yang lebih layak, menemukan alternatif dari desa yang sudah sumpek, penuh kemiskinan, dan ketimpangan.
Di Indonesia, pembangunan melulu dikaitkan dengan modernitas, industri, dan urbanisasi seperti di negara-negara Barat. Tak ada tempat bagi alternatif, juga untuk masyarakat adat.
Ada kondisi struktural dan permainan kuasa yang menyebabkan gerakan masyarakat Pegunungan Kendeng melawan semen tidak berhasil–setidaknya sampai saat ini.
Ada beberapa kata kunci untuk memahami dengan benar apa yang sebenarnya dilakukan oleh Israel terhadap Palestina, yakni pembersihan etnis, genosida bertahap, kolonialisme-pemukim, dan politik apartheid.
Kita perlu mengumpulkan keberanian untuk memikirkan ulang bagaimana sistem ekonomi kita bekerja, serta mengubah bagaimana cara kita memandang dan berelasi dengan alam.
Terlalu banyak doktor dan profesor yang tidak memiliki kompetensi sehingga tidak pantas menyandang gelarnya itu. Indonesia tak terkecuali. Apa yang terjadi baru-baru ini membuktikannya.
Dengan mengingat slogan Mei 68, “jadilah realistis, tuntut yang tidak mungkin”, kini kita harus bersuara: Demokratisasi kampus sekarang juga.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.