Mungkinkah Intelektual Menang dalam Pemilu Kita?
Selama tatanan politik tak berubah, sampai kapan pun Anda tidak akan punya presiden atau wakil presiden seorang intelektual.
Selama tatanan politik tak berubah, sampai kapan pun Anda tidak akan punya presiden atau wakil presiden seorang intelektual.
Yogyakarta darurat sampah, dan yang menanggungnya —ekonomi hingga kesehatan— adalah warga di lapisan terbawah.
Menyoal jerat finansialisasi dan mitos tentang utang pada buruh sawit dan komunitas petani plasma.
Anda mau menang Nobel Ekonomi? Satu syarat wajibnya adalah tidak menantang kemapanan kapitalisme.
Proyeksi kondisi hukum paling kuat di bawah rezim Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan adalah menguatnya negara hukum otoritarian.
Dosen kini dipahami sebagai pekerjaan yang berfungsi sekadar menghasilkan lulusan siap kerja, “produk” yang “layak” memenuhi kebutuhan pasar. Para pembelajar pada akhirnya hanya sebagai “produk akhir” untuk kebutuhan industri.
Setelah 40 tahun menunggu, para petani Polongbangkeng Takalar menempuh segala usaha —dari audiensi sampai demonstrasi— untuk menahan perpanjangan HGU PTPN XIV, yang sebagiannya berakhir di 2023 dan sisanya Juli lalu.
Tulisan ini akan menunjukkan bahwa sudah tiba saatnya bagi kesarjanaan hukum Indonesia untuk menyadari karakter politiknya di dalam sistem hukum sebagai arena tarung akumulasi kuasa.
Jika kelas menengah dapat melampaui kesadaran individual dan konsumtif menuju kesadaran kolektif, mereka masih memiliki potensi untuk menjadi agen perubahan sosial yang memperjuangkan keadilan bagi seluruh masyarakat.
Tulisan ini akan menawarkan alternatif dalam membaca kepemimpinan nasional. Selanjutnya menerapkan cara baca tersebut pada Prabowo untuk, pada akhirnya, mendiskusikan kembali masa depan demokrasi.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.