Daftar Isi:
Dalam hitungan hari, kita akan segera memasuki tahun yang baru. Berbagai bencana dan kesedihan telah menutup tahun ini dengan kelam. Ketidakbecusan negara dalam melakukan pencegahan dan mitigasi bencana tentu sangat penting untuk terus digugat. Selain tentunya gugatan berkelanjutan yang mesti kita lancarkan pada korporasi-korporasi serakah yang terus mengeruk dan mengeksploitasi manusia dan alam tanpa kata lelah.
Ajakan untuk terus marah, menggugat, memprotes, dan melawan ini tak lain merupakan bentuk penyemaian harapan dan optimisme untuk tahun yang baru. Bahwa harapan akan dunia yang lebih baik perlu selalu dibarengi dengan ajakan untuk benar-benar mewujudkannya.
Menyambut perlawanan-perlawanan di tahun yang baru, sekaligus mengajak para pembaca untuk tetap membaca buku-buku kiri, meski dilarang negara, LBR kali ini hadir dengan dua review buku yang mengajak kita untuk terus bersikap kritis dengan kondisi terkini sekaligus tidak pernah melupakan sejarah, sebagai pijakan untuk kita terus berjalan di depan.
Review pertama datang dari Rio Apinino, yang membahas buku mengenai kondisi terkini pekerja kreatif dan kreativitas yang keberadaanya kini semakin mengemuka. Sementara review kedua datang dari Achmad FH Fajar, yang membahas buku mengenai sejarah menyakitkan dari mereka yang pernah diasingkan ke Pulau Buru.
Selamat tahun baru dan selamat membaca!