BARANGKALI Anda sudah tak asing dengan monster hijau bulat bermata satu yang memiliki tanduk kecil dan senyum lebar bertaring. Atau dengan monster besar berbulu biru, berekor dan bertanduk besar. Mereka itu Mike Wazowski dan James P. Sullivan atau Sulley, dua tokoh fiksi protagonis di film garapan Disney dan Pixar berjudul Monster Inc. (2001) serta Monster University (2015). Keduanya merupakan rival yang terus bersaing di almamaternya namun akhirnya menjadi rekan kerja di perusahaan Monster, Inc. kelak. Sudah pernah nonton? Kalau belum, saya menyarankan untuk menonton terlebih dahulu filmnya agar tidak terlalu spoiler dan supaya Anda bisa lebih memahami tulisan ini.
Asumsi saya, Anda sudah pernah menonton filmnya. Jika belum, saya ceritakan sedikit. Sejak kecil Mike bermimpi menjadi mahasiswa jurusan menakuti di Monster University dan Sulley dapat masuk jurusan menakuti karena ayahnya merupakan salah satu scarer terbaik di masanya. Keduanya bertemu di kampus sebagai mahasiswa baru dan berkompetisi satu sama lain untuk menjadi yang terbaik. Hingga pada akhirnya suatu kejadian mengubah jalan hidupnya, yaitu ketika terjadi pertengkaran hebat hingga mereka merusak salah satu monumen penting milik dekan. Sang dekan pun menguji mereka, karena tak sesuai dengan harapan sang dekan, mereka dikeluarkan dari jurusan. Keduanya sempat patah semangat, hingga akhirnya Mike memiliki ide untuk ikut kompetisi bernama Scare Games dan bertaruh kepada dekannya kalau dia mampu menang, dia bakalan boleh masuk lagi ke jurusan menakuti. Di sinilah Mike bersama kelompok barunya yang sama sekali tidak mengerikan layaknya monster lainnya, yaitu Oozma Kappa, ikut bertanding dan bahkan dibantu oleh rivalnya sendiri, Sulley.
Kalau sudah nonton langsung saja kita ngobrol soal hal menarik dari film ini. Tentu saja bukan teka-teki yang diselipkan Disney dan Pixar. Seperti kode A113 yang muncul hampir di setiap film produksi Disney dan Pixar, ukiran kayu berbentuk Sulley di film Brave, Mike menjadi cameo di ending Finding Nemo, dan lainnya lagi. Namun ada suatu pesan menarik yang bisa bermanfaat, minimal bagi hidup Anda sehari-hari. Banyak pelajaran yang mampu dipetik, namun akan lebih mudah jika saya meringkas masing-masing menjadi poin sebagai berikut.
Pertama yaitu kompetisi antara Mike dan Sulley. Sejak kecil, Mike ingin sekali menjadi scarer dan bermimpi menjadi mahasiswa di Monster University. Sedangkan Sulley, yang menyandang nama belakang Sullivan, juga berambisi menjadi seperti ayahnya. Keduanya bersaing karena memperebutkan hal yang sama, yaitu menjadi scarer terbaik. Persaingan mereka dimulai ketika Sulley diterima oleh kelompok paling keren di kampus yaitu Roar Omega Roar (ROR), sedangkan Mike tidak diterima karena penampilannya yang tidak menakutkan. Mike akhirnya bergabung dalam Oozma Kappa dan berusaha sekuat mungkin menandingi rivalnya, walau tak sekuat tim-tim lainnya seperti ROR, Phyton Nu Kappa atau Jaws Theta Chi. Keduanya terus bersaing hingga akhirnya Sulley bergabung ke Oozma Kappa. Setelah itu tim mereka masuk ke dalam kompetisi sesungguhnya di Scare Games melawan tim-tim menakutkan lainnya dan akhirnya menang.
Kedua yaitu kerja sama. Selain kompetisi, kita dapat menemukan teamwork yang keren antara Mike dan Sulley mulai dari kerja sama antara anggota tim Oozma Kappa hingga ketika mereka berdua terjebak dalam pintu di lab kampus. Mike dan Sulley menciptakan suatu kombinasi tiki-taka antara teori dan praktik. Dapat dilihat dari kerja sama mereka saat terjebak dalam dunia manusia, Mike punya pengetahuan luas dalam hal menakut-nakuti, sedangkan Sulleylah yang menerapkan dan mengeksekusi teori itu. Kombinasi penuh kepercayaan seperti ini yang patut diacungi jempol.
Ketiga, yang sangat penting yang bisa dipelajari dari sini yaitu sifat disiplin dan pantang menyerah, khususnya yang dimiliki oleh Mike Wazowski. Ini merupakan inti utama dari dua hal yang sudah dijelaskan sebelumnya. Kita akan terus bertahan di dalam suatu kompetisi hanya jika kita memiliki tekad pantang menyerah. Selain itu kerja sama Mike-Sulley berikut teknik-teknik mereka merupakan sesuatu yang dihasilkan dari latihan keras nan disiplin. Hal terlihat dari bagaimana Mike melatih teman-temannya di Oozma Kappa dengan sabar dan penuh disiplin. Kesabaran ini saling menyokong satu sama lain dengan kegigihan tekad pantang menyerah bagaikan pilar kokoh yang tak mudah diruntuhkan. Berkat kompetisi mereka, latihan mereka yang disiplin, kerja sama dan tekad pantang menyerah maka mereka mampu mencapai final Scare Games.
Meski keduanya mendapatkan konsekuensi tidak lulus dari Monster University, mereka tetap berani menerapkan strategi dan taktik yang telah dipelajari. Mike dan Sulley pun bekerja di Monster, Inc. sebagai petugas pengirim-penerima surat. Namun karena kesungguhan dalam tiap pekerjaannya, mereka berhasil menjadi karyawan terbaik. Sehingga mereka pun dipindahkan ke posisi-posisi yang lebih baik lagi. Duo ini terus menjadi yang terbaik di setiap posisi di mana mereka ditempatkan. Lalu mereka menjajal tes menjadi scarer dan alhasil mereka pun sukses menjadi scarer terbaik. Keberhasilannya dapat Anda tonton di Monster, Inc. saat tim Sulley-Mike berada di peringkat pertama dalam menghasilkan energi dari teriakan anak-anak.
Monster University memang bercerita tentang salah satu kisah dalam dunia monster, namun tampaknya dunia tersebut tak jauh berbeda dengan dunia yang kita hidupi hari ini. Kita juga menjalani pendidikan dari sekolah dasar hingga kuliah, lulus kuliah mencari pekerjaan. Sadar tidak sadar, mau tak mau kita masuk ke dalam dunia yang penuh kompetisi ini. Menang atau kalah, senang atau sedih, perkelahian atau pertemanan selalu mewarnai hidup kita sehari-hari. Dengan demikian stratak Mike-Suley dalam dunia monster saya pikir dapat kita pelajari untuk diuji coba dalam dunia kita. Sebab dunia monster ciptaan Disney dan Pixar tersebut tentu saja merupakan refleksi dunia nyata manusia. Pesan-pesan itu tersembunyi secara halus melalui jalan cerita yang menarik dan menghibur. Namun pesan tersebut yang saya temukan dalam film ini dan ingin saya bagikan.
Berani berkompetisi, mampu bekerja sama dan memiliki disiplin serta tekad pantang menyerah. Ketiga hal inilah dapat kita petik hikmahnya dari Monster University. Memang terlihat sepele, tapi menurut saya inilah yang sesungguhnya merupakan praktik nyata dari Materialisme Dialektis dan Historis (MDH). Cara berpikir yang digagas Marx-Engels, bahwa pertentangan akan sesuatu selalu mengawali proses dialektika. Bahwa satu hal dengan hal lainnya saling mengandaikan dan relasi internal tersebut mestilah ditemukan karena tidak universal. Saat suatu tesis dipertemukan dengan anti-tesis sehingga menghasilkan sintesis, yang pada saat tertentu akan kembali menjadi tesis yang lagi-lagi ditentang oleh anti-tesis. Namun yang mesti kita ingat bahwa dialektika tidak mungkin berjalan sesuai kemauan kita dengan sendirinya tanpa kita intervensi atau perjuangkan. Sesulit apapun keadaan, manusia harus selalu berupaya dan kita tak mungkin menyerahkan keadaan hidup kita kepada takdir. Inilah yang Mike dan Sulley lakukan, masuk ke dalam realita kompetisi, lalu mampu memanfaatkan peluang di setiap kondisi dalam hidupnya untuk mengubah sejarah mereka sendiri. Hal ini sejalan dengan premis materialisme historis bahwa perubahan sejarah di dalam masyarakat manusia disebabkan timbal-balik pengaruh antara manusia dengan alam melalui basis produksi. Di sana harus ada aktor yang beraksi atau upaya langsung dari manusia hidup yang mengondisikan alam sejauh batas-batasnya dimungkinkan.
Jika kita menggunakan cara berpikir MDH, berarti kita mesti mengakui bahwa keberadaan dan objektivitas material mendahului subjek (kesadaran) dan objek (keterberian pada kesadaran), mengakui bahwa dialektika adalah kesatuan dari segala hal yang bertentangan atau relasi internal yang mana merupakan sesuatu yang dikenali dan ditemukan, bukan dipostulatkan universalitasnya secara arbriter. Lalu bahwa manusia nyata dari daging inilah yang bersama keterhubungannya dengan alam melalui kerja serta masyarakatnya mampu mengubah jalannya sejarah. Maka langkah praktisnya tentu saja mempertahankan hidup Anda terlebih dahulu yang utama. Untuk mempertahankan hidup, Anda mesti masuk ke dalam suatu relasi dalam realita yang hadir di depan kita, yakni masyarakat dengan sistem kapitalisme. Makan dahulu baru mikir mungkin ungkapan yang tepat untuk ini. Jadi hanya dengan masuk ke dalam dunia riil inilah niscaya kita bisa mengenal wajah asli kapitalisme. Jangan kuatir, menggunakan kiat-kiat dari Mike-Sulley yang saya jelaskan di atas tadi, Insha Allah Anda mampu bertahan hidup. Kalau memungkinkan bahkan melawannya, sebab terkadang kenyataan berjalan seperti celetukan bijak Sun Tzu di sela-sela hidupnya “Untuk mengetahui musuhmu, kamu harus menjadi musuhmu.” Tidak perlu malu dalam belajar, meskipun belajar dari para monster. Memang sudah semestinya kita belajar lagi dan lagi, jika tak ingin tertinggal seperti monster bekicot yang tiba di kelas ketika seluruh mahasiswa Monster University sudah berlibur di musim panas.***