Ir. Sakirman
PERTAMA2 saja menjatakan persetudjuan saja atas Laporan Politik Politbiro jang disampaikan olh Ketua Partai kita, Kawan D.N. Aidit jang tertjinta, kepada Sidan Pleno IV CC ini.
Sudah tentu persetudjuan saja ini samasekali tidak saja dasarkan atas pertimbangan2 formil, akan tetapi berdasarkan alasan2 jang wadjar dan kongkrit. Apa jang setjara djelas dan gamblang dilukiskan dalam Laporan Politik itu adalah sepenuhnja sesuai dengan kenjataan objektif sekarang ini jaitu adanja situasi revolusioner jang semakin berkembang dan semakin meningkat kearah timbulnya krisis revolusioner.
Kira semua sudah tahu dan mengerti apa artinja situasi revolusioner, akan tetapi aoakah kita semua sudah bisa menilai setjara tepat dan memahami betul2 artipenting dan bersedjarah daripada situasu revolusioner jang sedang berkembang sebagai hasil gemilang perdjuangan revolusioner massa Rakjat Indonesia, dengan kaum buruh dan tani sebagai soko-gurunja?
Ada pepatah “In het bosch ziet men de boomen niet”. Kalau kita terdjemahkan kedalam bhasa Indonesia menurut langgam kita sendiri: Watak megah dan monumental sesuatu bangunan besar biasanja tidak dapat kita lihat dari dalam bangunan itu sendiri. Borobudur, suatu bangunan besar dan monumental dengan nilai arsitekturnja jang “onstervelijk”, kompleks Gelora “Bung Karno” di Senajan jang tiada bandingannja diseluruh dunia, memberikan gambaran dan expresi jang lain sekali djika hanja dilihat dari “dalam” sahadja. Dan para anggota DPRGR tentunja sudah lama dapat menemukan ukuran2 tertentu untuk menilai kemegahan kompleks Gelora “Bung Karno” apabila ukuran2 itu hanya didasarkan atas pengalamannja dalam sidang2 pleno DPRGR dalam Gedung Bolabasket sadja.
Demikianlah kita semua jang sehari2 hidup di-tengah2 kantjah perdjuangan revolusi, di-tengah2 aksi2nya massa Rakjat jang menggelora, di-tengah2 situasi revolusioner dengan tjiri2nja jang chas dan chusus, jang menurut pendapat saja belum pernah kita djumpai dalam sedjarah perdjuangan revolusioner Rakjat dari negeri manapun, tidak djarang merupakan prestasi2 besar dan kongkrit serta bersedjarah daripada Revolusi Agustus kita, prestasi2 jang luarbiasa daripada perdjuangan Rakjat pekerdja Indonesia jang berani, ulet, dan “sepi ing pamrih rame ing gawe”. Tidak djarang kita, dalam kesibukan se-hari2, kurang menilai setjata wadjar situasi jang belakangan ini brkembang dnegan tjepat dan pesatnja, dan melihat setjara berat sebelah situasi revolusioner sekarang ini, malah kadang2 hanja terpaku kepada segi2 negatif pekerdjaan kita sadja.
Untuk dapat menilai setjara tepat betapa meluas, meninggi serta mendalamnja perdjuangan Rakjat Indonesia pada sekarang ini, tidaklah ada djeleknja djika kita memperhatikan pendapat kawan2 separtai dari luarnegeri jang terpertjaja jaitu al. pendapat, bahwa “tidak ada satu negeripun, di A-A [Asia-Afrika], diluar negeri2 Sosialis, dimana perkembangan front persatuan anti-imperialis dan anti-feodal begitu meluas dan mendalam, seperti di Indonesia. Dan ini, disebabkan karena besar dan stabilnya peranan front persatuan nasional berporoskan Nasakom, sebagai perwudjutan kongkrit ide persatuan Nasakom jang sudah ditjetuskan oleh Presiden Sukarno dalam tahun 1926”.
Saja kira pernjataan pendapat itu adalah tidak ber-lebih2an dan sesua djuga dengan kenjataan. Diseluruh Afrika belum terdapat satu Partai Komunispun (M-L) [Marxis-Leninis] jang sudah bisa bergerak setjara legal, dan apalagi dapat memberikan pimpinan jang njata kepada perkembangan politik disana. Diseluruh Asia, hanja ada satu sadja Partai Komunis sedjati (diluar negeri-negeri Sosialis dan Indonesia) jaitu di Djepang jang dapat bergerak setjara legal, meskipun dalam keadaan jang sangat berat.
Di Amerika Latin sekarang sedang hebatnja berkobar situasi revolusioner jang telat memuntjak pada krisis revolusioner jaitu di Republik Dominika, akan tetapi tjiri situasi revolusioner ini adalah lain daripada tjiri Revolusi kita, karena tumbul sebagai akibat memuntjaknja kontradiksi jang antagonis antara kekuatan diktatur fasis boneka AS dan kekuatan Rakjat jang menentang dan menggulingkan itu, Tjiri umum seperti jang kita lihat di Dominika itu sudah sering kit djumpai di-negeri2 lain jaitu di Rusia dulu, di Tiongkok, Kuba, dll.
Berdasarkan pertimbangan singkat diatas mengenai perngalaman diluarnegeri dan terutama didalamnegeri sendiri, maka saja menjetudjui sepenuhnja konstatasi dalam Laporan Politik Bab I, halaman 9, mengenai tjiri2 chusus daripada situasi revolusioner sekarang ini. Dan saja pada kesempatan ini menjampaikan salit dan hormat jang se-tinggi2nja kepada Rakjat Indonesia jang besar dan heroik, kepada Bung KArno, kepada Pimpinan Partai, chususnja kepada DH Politbiro jang dipimpin oleh Kawan Ketua jang dalam keadaan jang sangat sulit dan berat telah berhasil membawa partai kita kepada tingkatan hang lebih dewasa lagi, sehingga dengan begitu semakin menambah besar dan pentingnja peranan PKI dalam perdjuangan revolusi tahap sekarang jang nasional dan demokratis ini. Disamping itu, saja minta kepada kawan2 agar betul2 dapat merenungkan arti daripada peranan dan kemadjuan PKI dewasa ini, agar kita djuga dapat melihat “sifat2 monumental dan megah bangunan revolusi kita ini dari dalam bangunan itu sendiri”.
Dan baru sesudah kita dengan segala kesungguhan proletariat seia sekara-tentang bentuk2 dan hakekat daripada situas revolusioner ini, dapatlah kita berbitjara dengan bebas dan tenang tentang soal taktik kita, terutama taktik2 ketjil, sebagai sendjata untuk membawa perkembangan politik kekiri, kearah perbaikan penghidupan ekonomi dan tentang bagaimana mengatasi kekurangan2 dan kelemahan2 Partai kita.
Saja berpendapat masalah pelaksanaan taktik2 itu terutama dibidang ekonomi dan keuangan adalah suatu masalah jang tjukup pelik dan rumit, dan karena itu perlu mendapatkan perhatian hang mendalam dan terus-menerus dari kita. Jang saja maksud disini bukanlah hanja ekonomi dalam artian penghidupan Rakjat pekerdja, terutama kaum buruh dan kaum tani sadja, akan tetapi djuga sektor swasta progresif. Landasan daripada garis taktik2 ketjil itu sebagaimana jang dirumuskan dalam Laporan Politik Kawan Ketua Bab III, jalaman 14 dan 15, sudahlah djelas. Kesulitan itu terletak dalam hal bahwa taktik2 itu kita adakan djustru dalam situasi revolusioner jang ditimbulkan oleh suatu peribangan kekuatan di Indonesia jang mempunjai sifat chusus jaitu disatu fihak kekuatan Rakjat dan di fihak lain kekuatan negara jang mempunjai dua aspek, aspek Rakjat dan aspek anti-Rakjat. Mendjalankan taktik2 terdahap kekuasaan negata jang mempunjai dua aspek dalam keadaan ekonomi dan keuangan negara, dan keadaan penghidupan semakin merosot ini adalah sungguh suatu pekerdjaan jang tidak ringan dan tidak mudah terutama bagi kawan2 jang bekerdja pada lembaga2 resmi negara.
Dalam mendjalankan pekerdjaan berat ini bisa terdjadi dua kemungkinan ketjenderungan (a) merumuskan tuntutan2 jang se-mata2 bersifat teknis-ekonomi sadja dan (b) hanja mengadjukan soal-soal politik se-mata2 sebagai tuntutan. Kedua sikap itu adalah kurang tepat dan tidak akan mungkin dapat memenuhi garis taktik kita mengetjilkan sasaran seketjil jungkin dan memperluas front seluas mungkin. Dengan mengadjukan dua tuntutan itu sekaligus jaitu tuntutan jang bersifat teknis-ekonomis dan tuntutan politik maka akan dapat tertjapai sjarat2 bagi terlaksana garis taktik jang tepat itu. Akan tetapi kita harus senantiasa waspada terhadap kemungkinan adanja sementara unsur2 kekuasaan jang katanja pro-Rakjat dalam proses perkembangan situasi revolusioner lebih landjut bisa dihinggapi oleh penjakit “puas diri” dan menganggao keadaan kalut sekarang ini dibindang ekonomi sektor negara dan sektor swasta dan dibidang penghidupan Rakjat, sudahlah mentjapai tingkat jang tertinggi dan terachir jaitu tingkat “Sosialisme Indonesia”, dan karena itu menolak tuntutan2 politik dan ekonomi janh progresif. Mereka malahan sebaliknja setjara sadar atau tidak sadar melakukan tindakan2 jang sangat merugikan Rakjat dan tanahair, terutama tindakan2 di-bidang2 perpadjakan langsung atau tidak langsung, dan pungutan2 lainjja, asuransi wadjib, lalulintas devisa administrasi dan pengawasan keuangan negara dll. dan menempatkan tenaga2 kabir badju baru dalam posisi2 penting dibidang ekonomi dan keuangan negara.
Singkatnja dalam menghadapi perkembangan situasi revolusioner sekarang ini, maka menurut hemat saja, ada beberapa kemungkinan jang dapat membawa kita kepada tingkatan situasi jang lebih matang lagi, diantaranja ialah kemungkinan bahwa aspek kekuasaan anti-Rakjat dalam negara dapat disingkirkan atau se-kurang2nja digerogoti, dan dipereteli sehingga mendjadi lumpuh sama-sekali.
Kita kaum2 Komunis sudah tentu harus berdjuang dengan sekuat tenaga untuk mendjadikan kemunginan ini mendjadi kenjataan, jaitu dalam bentuk Kabinet Kegotongrojongan Nasional berporoskan Nasakom dibawah pimpinan Presiden Sukarno jang bersih samasekali dari elemen2 anti-Rakjat, elemen2 dinasti ekonomi kabir, elemen2 trotskis, bekas2 Soska dan Masjumi, dan elemen2 kontra-revolusioner lainnja.
Untuk dapat mentjiptakan sjarat2 jang bisa membawa perkembangan situasi revolusioner sekarang ini menempuh kemungkinan itu maka disampung “djalan dari bawah” melalui aksi2 revolusioner massa Rakjat harus djuga digunakan setjara maksimal “djalan dari atas” dan mengkombinasikan se-baik2nja “djalan dari bawah” itu dengan “djalan dari atas” jaitu engan menentukan taktik2 ketjil jang tepat dalam menjusun perentjanaan dan melaksanakan rentjana projek Plan Banting Stir, atau Plan 2 Tahun MPRS.
Plan ini harus mempunjai target jang minimal, dan kongkrit serta realistis, artinja dapat didjamin pelaksanaannja dalam sjarat jang ada sekarang ini. Untuk itu perlu dipikirkan (a) prosedur penjusunan Plan itu dan (b) aparatur jang diperlukan dari pusat sampai ke-daerah2. Mengenai Aparatur ini sudah tujkup dibahas dalam Laporan Politik kawan Ketua jang saja dapat menjetujuinja dengan tambahan bahwa Dewan PImpinan Ekonomi Nasional seharusnja djuga mempunjai wwenang untuk menguasai dan menggunakan semua bahan2 mentah, bahan2 baku penolong, spareparts dll jang diperlukan untuk melaksanakan Plan Tiga Tahun itu.
Penjusunan Plan hendaknja dibagi dalam dua tahap, jaitu (1) tarap pertama jang harus menjelesaikan setjara global rentjana jang dibikin oleh pusat, dan (b) tarap kedua jang bertugas menjempurnakan lagi rentjana itu sesudah diterima usul2 dari Daerah2 Tingkat I.
Dalam menjusun pra-rentjana baik dipusat maupun di Daerah harus djuga diikutsertakan wakil2 ormas2 buruh dan tani, wakil2 organisasi sardjana dan ahli2 Manipolis sedjati.
Saja jakin bahwa Laporan Politik ini akan memberikan kepada kaum Komunis dan Rakjat Indonesia suatu sendjata lagi jang ampuh dan sakti ditangannja guna menembus dan menghantjurkan benteng2 pertahanan terachir musuh2 Rakjat, negara dan Revolusi Indonesia, si 5 djahat, jaitu imperialis Amerika Serikat, “Malaysia”, 7 setan desa, revisionisme modern dan kaum kapitalis birokrat.