Lilin bersiap berangkat kerja
Keluar rumah bendera partai berkibar di sisi gang
Di pengkolan, poster caleg berebut tempat di tembok jalan
Di dalam angkot ia duduk persis di depan stiker caleg
Di lampu merah, di terminal, di warteg, di tiang listrik, di jembatan, di mana-mana
Wajah caleg bergentayangan sejauh mata memandang
MUNGKIN Anda muak ketika macet dan berdesakan di dalam angkutan. Bukannya mendapat pemandangan yang sejuk, Anda malah melihat wajah orang-orang tidak dikenal, yang malah justru mengotori wajah kota. Dalam keadaan seperti ini, baliho Melody JKT48 cs terasa lebih bermanfaat dalam menggantikan ion tubuh yang hilang.
Komunitas Reresik Sampah Visual asuhan Sumbo Tinarbuko menyebut tebaran iklan politik di ruang publik ini sebagai sampah visual iklan politik. Kehadiran dan wujud iklan politik cenderung menjadi teroris visual bagi warga masyarakat calon pemilih.
Saya tidak akan membicarakan pelecehan etika, kebersihan dan keindahan dalam atribut APK (Alat Peraga Kampanye). Saya tidak memikirkan apakah spanduk itu legal atau tidak; saya juga tidak peduli berapa biaya yang dikeluarkan seorang caleg untuk berkampanye. Yang menarik bagi saya adalah strategi visual para caleg untuk mendulang suara pemilih. Saya mengamati beberapa kecenderungan pendekatan visual yang dilakukan oleh para peserta pemilu ini.
APK konvensional umumnya memuat foto diri caleg, lengkap bersama visualisasi peci, rentetan gelar akademis, gambar partai, nomor urut, latar belakang dengan warna yang selaras dengan warna partai, tak lupa janji serta jargon yang menjadi ciri khas masing-masing kandidat.
APK dewasa ini mengalami perkembangan baru dari sisi konten, selaras dengan perkembangan zaman. Dari penambahan gambar tokoh populer yang berhubungan dengan partai sampai yang tidak ada hubungannya sama sekali, serta pernyataan jargon yang tak masuk akal tapi sensasional dan menohok.
Penambahan gambar tokoh yang masih ada hubungannya dengan partai tersebut sebetulnya masih banyak yang terbilang kolot. Biasanya, figur sentral partai selalu dilibatkan dalam APK, semisal foto Soekarno dan Megawati dalam APK caleg-caleg PDIP. Belakangan, posisi Soekarno dan Megawati mulai tergantikan oleh sosok Jokowi. Di Gerindra ada sosok Prabowo, sementara di Hanura ada Wiranto. Begitu juga dengan tokoh penting di partai lain.
Selain tokoh penting dalam partai, sosok internasional yang sedang naik daun juga turut didomplengi oleh para caleg ini. Pada tahun 2009, misalnya, beramai-ramai mereka memajang foto Obama, berharap akan bernasib sama dengan presiden Amerika kulit hitam pertama itu.
Para caleg juga menjual nama keluarga yang dikenal sebagai tokoh masyarakat setempat ataupun keluarga pesohor. Contohnya dapat disaksikan dalam baliho kandidat Rafflyn Lamusu. Pada APK-nya, dia nampak sebagai bapak yang menjual nama anaknya sendiri, Cynthia Lamusu. Ada pula Romy Bareno yang mencatut nama dan foto bapaknya, Karni llyas. Malah ada yang sampai menerangkan silsilah keluarganya lengkap dari turunan paling dekat sampai ke eyang kakungnya eyang kakung (baca: “eyangkakungception”), yakni baginda Prabu Siliwangi. Para kandidat tersebut menumpang kepopuleran keluarganya sendiri dengan harapan masyarakat dapat lebih mudah mengenali mereka.
Yang lucu adalah ketika sosok yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan partai—bahkan tidak ada kaitannya dengan politik—ikut disertakan. Superhero. Contohnya adalah caleg yang menyertakan foto Superman, Spiderman, Captain America, Naruto dan lain-lain. Mungkin dalam imajinasi para caleg ini, dirinya adalah seorang superhero yang siap membela rakyat dan menumpas kejahatan.
Ada pula yang mencatut pemain bola, seperti David Beckham, Ronaldo, dan lain-lain. Pendekatan yang diambil adalah berdasarkan kesamaan nomor urut caleg dengan nomor punggung sang pemain bola. Contohnya, caleg nomor urut 7 memakai foto Ronaldo. Mungkin mereka berpikir nomor urut tersebut sudah terbukti prestasinya, sebagaimana nomor punggung Ronaldo ketika merumput.
Strategi kampanye lainnya berupa tagline plesetan. Para kandidat mencomot gaya visual dari iklan/produk popular di masyarakat—dari KFC, Flexi, Indosat, sampai iklan Honda Vario—sekaligus jargonnya. KFC untuk Kamino For Country, atau “Yes, I’m Vario” mencatut kesamaan singkatan atau nama dengan tipe motor Honda Vario.
Beberapa dari para kandidat menggunakan jargon unik seperti “siap jungkir balik demi rakyat”, atau memberi kesan lucu dengan menyertakan foto Mr. Bean. Rasa-rasanya, mereka seperti seorang oom-oom yang tengah menuturkan lelucon basi kepada keponakannya. Itu semua demi mencuri perhatian ekstra dari para pemilih.
Lain halnya dengan pendekatan visual yang memanfaatkan klaim kebenaran agama dan ras/suku. Salah satu APK caleg PPP (Partai Persatuan Pembangunan) menyatakan, “Tidak pilih PPP, tidak masuk surga.” Ada pula yang menyinggung masalah ras, seperti yang sangat terlihat pada kandidat keturunan Tionghoa.
Ada yang menebar janji, ada yang saling sindir, ada pula yang mencari kesempatan mencari jodoh. Entah atas dasar apa persoalan mencari jodoh ini dipublikasikan. Mungkin harapannya, sekali dayung, dua tiga pulau terlampaui.
Jika Anda muak dan lelah dengan serangan visual yang barangkali menurut anda jauh dari kebenaran selama kampanye, ada beberapa warga yang tingkat ke-eneg-annya sudah sampai pada superlative degree. Bukan hanya membuang muka ketika bersitatap dengan baliho atau spanduk, mereka justru membuat spanduk dan baliho sendiri. Terlalu dini tentu saja untuk mengatakannya sebagai sebuah perlawanan, tapi paling tidak bisa dikatakan sebagai ekspresi kemuakan. Mereka mencetak spanduk dan baliho dengan pesan-pesan yang menarik untuk diadaptasi oleh para caleg sungguhan.
Gambar-gambar di atas menjadi penanda bahwa persaingan antarkandidat memperebutkan simpati calon pemilih sangatlah ketat. Mereka berlomba-lomba berebut lahan di jalan, merebut perhatian dengan strategi visual, dari yang paling normal hingga yang tak bisa dinalar. Semuanya kembali lagi kepada kita, mau terjerat strategi yang mana.
Pulang kerja. Lilin tiba di rumah.
Ia terkejut melihat kulkas baru.
“Bu, ini kulkas dari mana?”
“Itu, Nak, Bapakmu menang doorprize kampanye tadi siang.”
Muncul Bapak dengan kaus partai salah satu kandidat.
Sambil mengangkat jempol, ia berkata, “like this.”
____________
Foto-foto spanduk unik lainnya bisa ditilik di http://timsukses.tumblr.com/