Banyak Orang Menebang Hutan

Print Friendly, PDF & Email

 

https://soundcloud.com/lkip/banyak-orang-menebang-hutan

 

BANYAK ORANG MENEBANG HUTAN

banyak orang menebang hutan di pedalaman Sumatera-Kalimantan
o! banyak orang menebang hutan di pedalaman Sumatera-Kalimantan!

di sungai sungai kayu kayu itu diikat satu satu
kayu kayu itu diikat satu satu seperti kau mengepalkan jari jari tanganmu

burung burung enggang yang sejak pagi terbang ke hutan sebrang
tak mengerti ke mana istri istri mereka menghilang

burung burung enggang yang baru pulang dari hutan sebrang
kini ribut berenggang enggang sepanjang petang

mereka lihat banyak orang menebang hutan di bawah cahaya bulan
o! o! banyak orang menebang hutan di bawah cahaya bulan!

mereka lihat sungai sungai tertutup kayu kayu yang diikat satu satu
o! o! sungai sungai tertutup kayu kayu yang diikat satu satu!

tapi mereka tak melihat istri istri mereka!
mereka tak melihat istri istri mereka!

o! o! di bawah cahaya bulan di pedalaman Sumatera-Kalimantan
burung burung enggang itu terus berenggang enggang
mencari istri istri mereka yang menghilang!

dan di sungai sungai kayu kayu diikat satu satu
seperti kau mengepalkan jari jari tanganmu!

 

Saut Situmorang lahir 29 Juni 1966 di sebuah kota kecil di Tebing Tinggi, Sumatera Utara, tapi ia dibesarkan sebagai “anak kolong” di Asrama Kodam I/Bukit Barisan, Medan Sunggal, Medan. Pendidikan S1 (Sastra Inggris, Film, dan Creative Writing) dan S2 (Sastra Indonesia yang tidak selesai) dilakukannya di Selandia Baru yang menjadi tempat ia hidup merantau sebagai imigran selama 11 tahun. Saut mengajar Bahasa dan Sastra Indonesia selama beberapa tahun di almamaternya, Victoria University of Wellington dan University of Auckland, Selandia Baru.

Saut saat ini aktif menulis puisi, cerpen, esai (sastra, seni rupa, dan film) dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Terjemahannya yang sudah dipublikasikan di Indonesia, Selandia Baru, Australia, Italia, Ceko, Prancis, dan Jerman antara lain Ginger Stardust, Anthology of New Zealand Haiku, Mutes & Earthquakes, Tongue in Your Ear, Magazine 6, TYGR! TYGR!, LE BANIAN NO 11, Bali – The Morning After, Antologi Puisi Indonesia 1997, Graffiti Gratitude, Gelak Esai dan Ombak Sajak, Cyber Graffiti, Graffiti Imaji, Dian Sastro for President!, Kitab Suci Digantung di Pinggir Jalan New York, Exploring Vacuum, Sastra Pembebasan, Les Cyberlettres, Maha Duka ACEH, Musik Puisi, Ode Kampung, SPORT 4, HORISON, CAK, Pelangi, Bali Echo, Coast Lines, ON/OFF, Kitsch, mejabudaya, media kerjabudaya, GONG, Selarong, boemipoetra, Jurnal Cerpen, serta di berbagai harian di Medan, Padang, Lampung, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Bali. Saut juga aktif di mailing-list seperti apakabar, SiaR, Kabar dari Pijar, dan penyair. Saat ini, Saut merupakan salah seorang anggota redaksi jurnal sastra independen boemipoetra.

Buku kumpulan puisinya yang sudah diterbitkan antara lain saut kecil bicara dengan tuhan (Bentang, 2003), catatan subversif (BukuBaik, 2004), otobiografi ([sic] 2007), dan dalam bahasa Prancis Les mots cette souffrance (Collection du Banian, Paris, 2012). Sementara, kumpulan esai sastranya dibukukan dalam Politik Sastra ([sic] 2009).

Saut mendapat “Poetry Award” untuk puisi-puisi bahasa Inggrisnya dari Victoria University of Wellington (1992) dan University of Auckland (1997) di Selandia Baru. Sebuah Haiku-nya dalam bahasa Inggris, “such boredom”, menjadi pemenang pertama lomba Haiku “International Poetry Competition” yang diselenggarakan oleh New Zealand Poetry Society tahun 1992 serta dikoleksi oleh sebuah museum Haiku di Kyoto, Jepang. Pada Februari 1994, Saut diundang membaca puisi dalam program “New Wellington Poets” oleh New Zealand Poetry Society di Oriental Parade Arts Centre, Wellington, Selandia Baru. Awal tahun 2000, sebuah film dokumentasi (10 menit) tentang Saut berjudul SAUT SITUMORANG dibuat oleh Peter Larsen di Auckland, Selandia Baru. Selama di Selandia Baru, Saut aktif terlibat dalam dunia poetry-reading bar dan café kota Wellington dan Auckland.

Saut Situmorang pernah diundang sebagai salah seorang pembicara pada “Kongres Cerpen Indonesia Ke-2”, Februari 2002 di Negara, Bali; diundang membaca puisi pada Maret 2003 dalam acara “Sorak-sorai Identitas” di Studio Budaya & Galeri Langgeng, Magelang, Jawa Tengah; diundang membacakan orasi budayanya bersama Gus Dur (Abdurrahman Wahid) di Taman Ismail Marzuki (TIM) Jakarta, 29 Juni 2004; diundang membaca puisi di kota Hamburg dan Berlin, Jerman, pada Januari 2005; diundang membaca puisi oleh Dewan Kesenian Jakarta untuk acara “Tadarus Puisi” di Teater Kecil TIM pada 6 Oktober 2006; diundang sebagai pembicara pada “Kongres Cerpen Indonesia V” di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, pada Oktober 2007; diundang sebagai pembicara pada “Temu Sastrawan Indonesia II” di Pangkalpinang, Bangka-Belitung, pada 30 Juli—2 Agustus 2009; diundang membaca puisi pada “Aceh International Literary Festival”, Banda Aceh, 5—6 Agustus 2009; diundang ke acara “Sepuluh Jam Temu Sastra Indonesia” di Paris, Prancis, 9 November 2012; diundang membaca puisi pada April—-Mei 2013 ke festival “What’s Poetry?” di Afrika Selatan dan festival “HIFA” di Zimbabwe; dan diundang ke acara “Poetry On The Road” di Bremen, Jerman, pada Juni 2013. Juga sering diundang sebagai pembicara di kampus-kampus Sastra di Indonesia.

Setelah bosan bekerja 6 hari seminggu selama hampir dua tahun sebagai editor di majalah budaya berbahasa Inggris, BALI ECHO, dan majalah surfing 3 bahasa, SURF TIME, di Bali, sejak akhir 2001, Saut menetap di kota Yogyakarta sebagai penulis fulltime. Pada 2003—2004, ia sempat menjadi dosen tamu (matakuliah “Teori Poskolonial” dan “Sastra dan Politik”) di program magister Ilmu Religi dan Budaya (IRB), Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Saut Situmorang juga pernah menjadi kurator Sastra pada “Festival Kesenian Yogyakarta (FKY)” periode 2005—2008. Selain itu, Saut juga pernah menjadi kurator pada “Temu Sastrawan Indonesia III”, Tanjung Pinang, Kepulauan Riau, 28—31 Oktober 2010, dan pada “Forum Penyair Internasional Indonesia”, 1—13 April 2012 di empat kota: Magelang, Pekalongan, Malang, dan Surabaya.

Pengalamannya sebagai freelance editor di Selandia Baru dan Indonesia telah menghasilkan empat buku sastra dan dua buku seni rupa: Tongue in Your Ear, vol. IV (kumpulan puisi bahasa Inggris), Cyber Graffiti: Polemik Sastra Cyberpunk (kumpulan esai sastra), tujuh musim setahun (novel Clara Ng), Sastra, Perempuan, Seks (kumpulan esai sastra Katrin Bandel), Jalan/Street (performance art Made Wianta), dan Exploring Vacuum (kumpulan esai seni rupa Rumah Seni Cemeti Jogjakarta).

Beberapa puisi, cerpen, dan esai dalam bahasa Indonesia dan Inggris karya pencinta berat cerita dan film silat ini bisa dibaca dan didengar di jejaring www.sautsitumorang.wordpress.com, www.boemipoetra.wordpress.com, www.sautsitumorang.blogspot.com, dan di https://soundcloud.com/saut-situmorang, sementara itu alamat surat elektroniknya sautsitumorang@gmail.com

IndoPROGRESS adalah media murni non-profit. Demi menjaga independensi dan prinsip-prinsip jurnalistik yang benar, kami tidak menerima iklan dalam bentuk apapun untuk operasional sehari-hari. Selama ini kami bekerja berdasarkan sumbangan sukarela pembaca. Pada saat bersamaan, semakin banyak orang yang membaca IndoPROGRESS dari hari ke hari. Untuk tetap bisa memberikan bacaan bermutu, meningkatkan layanan, dan akses gratis pembaca, kami perlu bantuan Anda.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.