
“Tua” Diganti “Moeda”
Jika menoleh ke sejarah, kita melihat bahwa kategori “pemoeda” selalu lahir dalam momen krisis tatanan.
HomeGerakan Sosial

Jika menoleh ke sejarah, kita melihat bahwa kategori “pemoeda” selalu lahir dalam momen krisis tatanan.

Aktivis harus belajar hidup dan berkembang dari dukungan rakyat itu sendiri. Langkah ini pun bersifat revolusioner—membebaskan gerakan dari ketergantungan dan memulai dekolonisasi tahap kedua yang bertujuan membongkar warisan kolonial yang masih membelenggu Indonesia.

Kesadaran materialis para aktivis yang berlatar belakang kelas menengah cenderung eksklusif dan berjarak dari isu ketimpangan sosial. Akibatnya, mereka terpisah dari kekuatan gerakan pekerja yang lebih luas.

Berdasarkan cara pandang yang memosisikan negara sebagai entitas yang selalu benar, berbagai kritik dan gerakan warga dianggap sebagai penghalang pembangunan.

Sebagaimana digambarkan dalam lirik lagu The Internationale bahwa dunia telah berganti rupa, demikian pula strategi dan taktik untuk mewujudkan sosialisme hari ini harus menyesuaikan diri.

Apakah kita ingin terus hidup dalam kediktatoran kapital, yang kini menawarkan demokrasi perwakilan sebagai cara untuk merawat kehidupan politik?

Mari kita singkirkan ego antarorganisasi progresif dan rumuskan arah politik bersama.

Alih-alih mempersoalkan kekurangan gerakan rimpang, lebih baik kita memikirkan cara-cara untuk memastikan agar muara dari segala model gerakan justru menjadi gerakan politik transformatif.

Jika bentuk gerakan dibiarkan tanpa arah, maka ia hanya akan menjadi tempat pelarian emosional kolektif tanpa menjebol apa pun. Ia menjadi ritus perlawanan, bukan proses pembebasan.

Hanya melalui organisasi progresif dan proyek politik besar akan lahir perubahan besar dan kemenangan besar.
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.