Sita Magfira

Sebuah Percakapan dengan Titarubi

Apa yang disebut Titarubi sebagai pertanyaan-pertanyaan yang memeras otak itu sebetulnya adalah pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan proses berkarya Titarubi dan juga zaman otoritarian Soeharto. Titarubi memang berkarya pada zaman itu pula dan ia pun pernah aktif dalam gerakan pembebasan dan peningkatan kesejahteraan tahanan dan aktivis Orde Baru. Tak hanya itu, ia pun akrab dengan beberapa aktivis kala itu. Selain itu, ada juga beberapa pertanyaan yang menyentuh isu-isu yang menarik perhatiannya dalam berkarya dan posisi perempuan dalam seni rupa. Selang sebulan surel itu saya terima, pertanyaan-pertanyaan itu menemukan jawabannya dalam tatap muka kami.

Akar Rumput Menuju Kemandirian

‘Membayangkan dunia tanpa petani/pertanian sama seperti membayangkan hidup tanpa pangan. Demikian pula, membayangkan negara yang abai pada rakyat sama seperti membayangkan negara tanpa kedaulatan. Saat ini, angan-angan (imajinasi) gelap itu justru hendak diwujudkan oleh penyelenggara negara, dengan cara menjadi budak/antek-antek korporasi.’

Demikian bunyi paragraf pertama dari ‘Pernyataan Sikap Kongres Petani Otonom II, Forum Komunikasi Masyarakat Agraris (FKMA).’ Sekitar pukul 14.00 WIB, pernyataan sikap itu dibacakan oleh Sumanto, petani dari Kulon Progo, di salah satu ruang milik Pondok Pemuda Ambarbinangun, Yogyakarta.

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.