Prathiwi

Sesudah Sekolah Minggu

TUILISAN ini melengkapi tulisan Berto Tukan, yang mengingatkan kita tentang sejarah sekolah modern dalam hubungannya dengan masyarakat kapitalis-industri. Berto menunjukkan hubungan intim antara ketidakadilan akses pendidikan dengan ketidakadilan dalam dunia kerja sistem ekonomi kapitalisme. Sistem pendidikan modern dan mekanisme proletarisasi subjek pendidikan adalah dua sisi dari mata uang yang sama; ketika lulus, seorang sarjana hanya bisa memilih untuk menjual keahlian yang terbatas pada apa yang telah diajarkan di sekolahnya. Karenanya, ia akan menjadi sebuah sekrup dari sebuah mesin raksasa, tidak lebih. Pilihannya adalah menjadi setia atau terbuang dari sistem, mengingat masih banyak sekrup-sekrup lain menanti.

Berhimpun Berkarya dan Berhuni Bersama – Pengalaman Rakyat Brazil

Selain berkarya sebagai arsitek dan mengajar di salah satu sekolah arsitektur, Pedro Arantes adalah koordinator sebuah lembaga bernama ‘Colectivo USINA’, sebuah lembaga kolaborasi berbagai profesi, mulai dari arsitek, insinyur sipil, ahli tata kota, pengacara, sosiolog, seniman sampai analis sistem. Sebelum secara legal terbentuk pada tahun 1990, dalam 1980-an, beberapa anggotanya secara terpisah (secara kolektif atau individual) bekerja sama dengan gerakan sosial masyarakat Brazil untuk menyelesaikan permasalahan permukiman bagi masyarakat miskin kota. Para pengajar sekolah arsitektur dan mahasiswanya sangat aktif terlibat, tidak hanya meneliti, tapi juga mendorong pemahaman bahwa kebutuhan masyarakat akan hunian tidak hanya berupa rumah, tetapi juga sarana umum seperti tempat bermain, sarana olahraga dan pusat kebudayaan komunitas. Selama satu dekade, pengetahuan teknis desain dan konstruksi bangunan alternatif yang lebih efektif dan efisien (dalam artian sesuai kebutuhan masyarakat dan relatif lebih murah), serta pengalaman solidaritas kaum profesional untuk berkolaborasi dengan masyarakat miskin dan kelas pekerja pun terakumulasi. Keterlibatan para peneliti dan pengajar universitas bukanlah tanpa persoalan. Akibat krisis anggaran, tenaga pendidikan juga saat itu harus menghadapi pemecatan dan pengurangan dana penelitian. Untungnya, kematian satu inisiatif terus diikuti oleh kemunculan inisiatif baru sehingga gerakan kolaborasi untuk habitat yang humanis tersebut terus bergulir. Perlu dicatat, bahwa gerakan sosial (politik) perumahan di Brazil ini juga banyak dipengaruhi oleh gerakan serupa di Uruguay (Pedro Arantes, 2013).

Shopping Basket

Berlangganan Konten

Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.