Cebongan dan Kebangkitan Politik Fasisme
Apa implikasi kejadian Cebongan terhadap militer? Pertama, posisi militer yang memiliki pengaruh dan sudah menujukkan atraksi militernya di depan publik dapat dipolitisasi oleh calon Presiden Indonesia di tahun 2014. Mendekatlah pada militer, jika kalah dalam pemilu, jangan khawatir masih ada senapan yang akan memenangkanmu. Isu kudeta, kemudian bukan lagi isu sepihak dari MKRI (Majelis Kedaulatan Republik Indonesia), tapi isu kudeta sudah merupakan aksi teatrikal militer dalam merebut kekuasaan. Jika Ratna Sarumpaet selaku pengurus MKRI mengatakan bahwa kudeta (coup d’etat) mungkin saja terjadi karena desakan people power, saya katakan lebih mungkin kudeta dilakukan dengan jalan military force atau tekanan militer yang menyusup ke istana secara rapi (meniru taktik Cebongan), daripada mengerahkan ratusan ribu orang untuk berpawai. Kedua, Komnas HAM dan aktivis pro-HAM akan bertindak lebih jauh untuk menanggulangi bahaya fasisme ini dengan memotong anggaran militer, menyelidiki bisnis-bisnis militer dan hal-hal yang perlu dilakukan untuk membatasi gerakan militer di Indonesia.