
Bagaimana Konflik Elite Mewarnai Aksi Protes di Indonesia?
Terlepas dari bagaimana ujung konflik antar elite, gerakan protes yang organik mesti mewaspadai adanya risiko kooptasi oleh faksi-faksi elite yang berkompetisi.

Terlepas dari bagaimana ujung konflik antar elite, gerakan protes yang organik mesti mewaspadai adanya risiko kooptasi oleh faksi-faksi elite yang berkompetisi.

Apakah kita ingin terus hidup dalam kediktatoran kapital, yang kini menawarkan demokrasi perwakilan sebagai cara untuk merawat kehidupan politik?

Ilustrasi: Bird in Flight Pengantar Sejak krisis 1997, sektor industri manufaktur yang telah menjadi motor utama dari pertumbuhan ekonomi Indonesia pada masa Orde Baru kini

Meski tidak berharap banyak oleh karena tenggat peluncuran buku yang kurang dari sebulan lagi, tulisan ini mencoba untuk turut serta memberikan tinjauan kritis atas rencana penulisan buku sejarah nasional yang baru tersebut.

Bagi saya, jawaban yang adil dan lestari hanya bisa tercapai jika saklar itu berada di tangan kolektif rakyat, dengan mekanisme yang menjamin tak seorang pun dibiarkan dalam gelap.

Sosialisme abad ke-21 tidak bisa menghindari pertanyaan tentang hukum. Ia harus mengembangkan bentuk hukum baru yang tidak mengulangi kesalahan otoritarianisme, tetapi juga tidak tunduk pada legalisme liberal yang steril.

Praktik “masyarakat adat” yang secara cair justru telah membuka peluang bagi masifnya spekulasi dan perampasan tanah skala raksasa di pedesaan.

Mari kita singkirkan ego antarorganisasi progresif dan rumuskan arah politik bersama.

Di Indonesia, birokrasi masih terjebak dalam logika silo dan kecurigaan terhadap kompleksitas. Semua harus bisa di-Excel-kan.

Jika hukum adalah alat dominasi kelas kapitalis, mengapa tidak kita rebut dan menjadikannya senjata kelas pekerja?
Daftarkan email Anda untuk menerima update konten kami.