Ibu-ibu selalu punya kesibukan. Sejak matahari terbit hingga terbenam ada saja pekerjaan yang harus mereka kerjakan. Mulai dari menyiapkan makan bagi anak dan suami, mengantar anak ke sekolah, mencuci bahkan ada pula yang mesti ikut turun ke ladang.
Tapi bagi beberapa ibu di Kampung Nanggor, Pandeglang Banten, segala kesibukan itu nampaknya masih juga belum cukup. Pagi-pagi, setelah mereka menyelesaikan urusan rumah tangga masing-masing, satu persatu ibu-ibu ini berkumpul di rumah Ibu Julaeha.
Sisi samping rumah Ibu Julaeha memang dijadikan tempat memproduksi tepung berbahan dasar singkong oleh beberapa ibu-ibu Kampung Nanggor. Mereka berkumpul di bawah naungan Kelompok Wanita Tani Mawar yang dipimpin oleh Ibu Julaeha sendiri.
Mulai dari pengupasan, penjemuran, pencacahan, hingga pengemasan, semuanya dikerjakan sendiri oleh ibu-ibu ini. Tiga tahun terakhir ini, mereka mencoba mencari tambahan penghasilan dengan cara memproduksi tepung yang disebut Mocaf (modified cassava flour). Hasilnya cukup lumayan. Permintaan dari kota cukup banyak sampai-sampai kadang tidak dapat terpenuhi.
Kalau saja pemerintah mau lebih berupaya lagi untuk serius dan tekun membina dan menopang petani-petani kita, barangkali pelan-pelan ketergantungan kita akan tepung terigu impor bisa semakin dikurangi dan sebagiannya diganti dengan tepung Mocaf ini. Bukankah Bumi Nusantara kita ini terkenal subur tanahnya?
Foto & Teks: Mel Damayanto (freelance photographer)