“Ada hantu berkeliaran di Eropa-Hantu komunisme.”
SIAPA yang tak kenal dengan frasa ini? Pada abad ke-19 dan penghujung abad ke-20, baik penguasa sekuler maupun penguasa relijius menyanyikan koor yang sama : ‘’Bahaya (laten) Komunisme.’’ Lebih dari sekadar propaganda, para penguasa itu juga mengerahkan seluruh aparatus kekuasaannya: ideologi, militer, polisi, dan birokrasi untuk mengejar-ngejar dan memusnahkan hantu itu.
Frasa ‘’Ada hantu berkeliaran di Eropa-Hantu komunisme,’’ untuk pertama kalinya muncul dalam buku kecil yang ditulis oleh Karl Marx dan Friedrich Engels, pada 21 Februari 1848. Buku kecil ini, pada awalnya ditulis atas permintaan dari Liga Komunis kepada Marx dan Engels, dalam Kongresnya yang kedua di London, Inggris dari tanggal 29 November hingga 10 Desember 1847. Marx dan Engels, yang saat itu masing-masing baru berusia 29 tahun dan 27 tahun, hadir dalam Kongres tersebut sebagai wakil dari Liga Komunis cabang Brussel, Belgia.
Seusai Kongres Liga Komunis, Marx kembali ke Brussel pada pertengahan Desember. Namun, ia tidak langsung mengerjakan amanat Kongres untuk membuat sebuah manifesto, karena perhatiannya lebih tertuju pada kuliah-kuliahnya tentang buruh-upahan (wage-labour) yang diberikannya kepada Asosiasi Pendidikan Buruh Jerman (German Workers’ Educational Associayion). Pada 17 Desember, Engels tiba di Brussel dan berdiskusi sebentar dengan Marx soal isi dari manifesto tersebut. Empat hari kemudian, Engels melanjutkan perjalanan ke Paris, meninggalkan Marx sendirian menulis manifesto tersebut. Karena saking lamanya menunggu teks jadi dari Marx, Komite Sentral memberikan ‘’teguran’’ kepada Marx, yang jika tidak segera memenuhi tugas yang diamanatkan Kongres, maka ia harus mengembalikan semua dokumen hasil Kongres yang ada padanya.
Demikianlah, Marx kemudian mulai mengerjakan teks manifesto, dengan sebuah kejeniusan yang luar biasa. Sosiolog Rob Beamish menulis, dalam menulis manifesto ini, kejeniusan Marx tampak pada kemampuannya mensintesiskan polemik dan retorika.1 Sosiolog Peter Osborne menulis bahwa Manifesto Komunis ini merupakan produk sinkretik dari teks-teks sâstra yang sebelumnya telah eksis, yang mencerminkan elemen komposisional yang terpisah.2 Frasa ‘’Ada Hantu Berkeliaran di Eropa-Hantu Komunisme,’’ diadaptasinya dari artikel William Schulz’s tentang ‘’Komunisme. ‘’ Sementara bagian I dan II dari pamflet ini, dipungutnya dari karya-karyanya yang sebelumnya seperti The Poverty of Philosophy, The Holy Family, catatan-catatan tentang Wage-Labour and Capital, dan juga teks dari Engels The Condition of the Working Class in England dan The Basic Principles of Communism.3
Pada awal Februari 1848, setelah naskahnya selesai, Marx mengirimnya dari Brusel ke London. Disana, serikat buruh Jerman meminjam uang 25 pound untuk membeli mesin cetak jenis Gothic. J.E. Burghard, anggota serikat buruh mencetak naskah ini sebanyak 1000 kopi (dengan banyak kesalahan huruf) di tokonya yang kecil di Liverpool. Pamflet ini terdiri dari 23 halaman ukuran 21,5 x 13,4 cm. Di waktu yang hampir bersamaan, Revolusi Februari meletus di Prancis. Naskah ini kemudian dibawa ke Eropa daratan secara diam-diam.4
Untuk pertama kalinya, teks ini diterbitkan sebagai pamflet tanpa nama setebal 23 halaman. Teks aslinya yang berbahasa Jerman, diterbitkan di London oleh sekelompok pengungsi politik Jerman, yang muncul secara berseri di Deutsche Londoner Zeitung dari 3 Maret hingga 28 Juli 1848. Edisi kedua terbit setebal 30 halaman masih dalam bentuk pamflet tanpa nama, yang diterbitkan antara April atau Mei 1848, dan bersamaan dengan terbitan tahun 1866 kemudian menjadi basis bagi edisi Manifesto selanjutnya. Baru pada terbitan tahun 1872, judul The Communist Manifesto diterakan di sampul pamflet ini.
Dalam waktu singkat, Manifesto ini kemudian diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa. Yang menarik, walaupun dalam pembukaannya Manifesto ini menyatakan bahwa teks ini akan segera muncul dalam bahasa Inggris, Prancis, Jerman, Italia, Flemish (Belgia-Belanda), dan Denmark, tak ada terjemahan yang dilakukan selama penerbitan antara tahun 1848-49 (pengecualian adalah terjemahan dalam bahasa Swedia yang diterbitkan pada 1849). Terjemahan bahasa Inggrisnya pertama kali disusun Helen Macfarlane pada tahun 1850. Kata pengantar dalam bahasa Jerman pada tahun 1872 dan 1882 diterbitkan dalam bahasa Rusia, 1883 dalam bahasa Prancis dan edisi 1888 yang merupakan terjemahan dari Samuel Moore dengan bantuan Engels, merupakan yang paling sering digunakan sekarang ini. Hingga kini, Manifesto telah diterbitkan ke dalam 35 bahasa dan sekitar 544 edisi.
Demikianlah, meskipun hanya terdiri dari 68 halaman, Manifesto Komunis telah menjadi dokumen sejarah, politik dan intelektual yang paling terkenal di abad ke-19. Dokumen kiri lain yang mendekati popularitas Manifesto pada abad ke-19, adalah buku karya Engels, ‘’Socialism : Utopian and Scientific.’’
Tetapi, seperti apa latar belakang dan kisah di balik penyusunan dan penerbitan buku kecil yang mengguncang dan mengubah dunia ini ? Mari kita menelusurinya bersama-sama.
Eropa 1848
Kelahiran Manifesto Komunis di tahun 1848, beriringan dengan ketegangan politik yang sedang mengguncang Eropa pada saat itu. Sejarawan dan pemimpin sosialis Prancis Jean Jaurès mengatakan, ‘’Revolusi Prancis itu seluruh kandungan isinya adala sosialisme… Sosialisme disuntikkan dari luar ke dalam gagasan Republik.’’5 Paris, yang baru mengalami revolusi 1789, menjadi salah satu tempat berkumpulnya para sosialis dari seluruh daratan Eropa, terutama pelarian politik dari Jerman. Mereka inilah yang kemudian menyuntikkan ide-ide revolusinya ke Jerman.
Namun pada saat itu, ide tentang sosialisme dan kritik kepada kapitalisme masih dalam lingkup yang terbatas yaitu di kalangan intelektual. Akibatnya ide tentang sosialisme beserta perdebatan-perdebatannya lebih menyebar melalui tulisan, buku, jurnal dan di dalam kelompok-kelompok studi daripada di pabrik-pabrik 6.
Sementara itu, di saat bersamaan penentangan terhadap kapitalisme sudah menjadi gejala umum di Eropa saat. Gagasan tentang sosialisme juga juga berkembang pesât, terutama gagasan Sosialisme Utopia yang dipelopori oleh Claude Henri de Rouvroy, comte de Saint-Simon, Charles Fourier, dan Robert Owen. Namun yang membedakan antara ide Marx dan Engels dengan gerakan anti Kapitalisme pada umumnya adalah mereka menempatkan buruh sebagai bagian terpenting dalam gerakan penentangan kapitalisme ini. Seperti ditulis sejarawan Hal Drapper, ‘’Marx adalah figur pemimpin utama dalam sejarah sosialisme yang secara prinisipil, mengadopsi posisi yang mendukung serikat buruh dan serikat buruhisme.’’7 Marx dan Engels juga menolak cara-cara konspiratif ataupun teroris seperti menggunakan bom.
Bagaimana Marx dan Engels memenangkan idenya untuk diterima para sosialis Eropa pada saat itu?
Marx dan Engels bertemu pertama kali di kota Cologne, Jerman pada 1842. Ketika itu Marx adalah editor muda koran radikal the Rheinische Zeitung, sementara Engels baru usai menjalankan tugas wajib militernya. Tetapi, kerjasama intelektual dan politik keduanya baru benar-benar terjadi ketika mereka bertemu di Paris, Prancis pada tahun 1844. Pada tahun 1845, karena aktivitas politiknya, Marx di persona non grata-kan dari Prancis dan kemudian pindah ke Brussel, Belgia. Di tempat yang baru ini, Marx justru berada di tengah-tengah perjuangan komunis Eropa yang menghubungkan dirinya dengan para sosialis yang ada di Paris, London dan Koln.
Untuk mengonsolidasikan ide dan organisasi, Marx bersama dengan Engels dan Phillipe Gigot membentuk ‘Communist Correspondence Committee’ pada awal tahun 18468. Komite ini kemudian membangun kontak dengan gerakan buruh di Inggris, Prancis, Jerman dan tentu saja Belgia. Tidak ketinggalan, Komite ini juga membangun kontak dengan para pimpinan dari League of the Just (Bund der gerechten atau Liga Keadilan) di London.
Liga Keadilan merupakan organisasi rahasia yang dibentuk pada tahun 1836 oleh buruh-buruh Jerman yang ada di Paris. Organisasi ini memiliki cabang di Inggris, Jerman dan Swiss. Yang menjadi motor dari Organisasi ini adalah Wilhelm Weitling, seorang penganut komunis utopia. Pada 12 Mei 1839, Liga ini ikut dalam pemberontakan di Paris yang dimotori oleh buruh revolusioner. Namun karena belum mendapat dukungan massa, pemerintah dengan mudah menaklukkannya. Akibat dari kegagalan pemberontakan ini, Liga mendapat pukulan hebat. Para anggotanya ditangkap atau dideportasi. Setelah dipenjara, beberapa pimpinan Liga Keadilan seperti Karl Schapper dan Heinrich Bauer, pindah ke London. Pengalaman di Paris mengajarkan mereka untuk membangun gerakan buruh yang berbeda dari sebelumnya9.
Pada tanggal 6 juni 1846, Marx mengirim surat kepada Liga Keadilan untuk ikut mendirikan ‘Communist Correspondence Committee’ di London. Ide ini disambut baik oleh Liga Keadilan. Mereka menekankan kesamaan ide antara Liga Keadilan dan Marx yang menolak perjuangan buruh melalui konspirasi ataupun yang mengaitkannnya dengan agama. Namun yang membedakan Liga ini dengan Marx saat itu adalah keinginan Liga untuk menggabungkan mereka melalui pertukaran ide daripada menghancurkannya.
Pada akhir Januari 1847, Joseph Moll – seorang pembuat jam dari Koln dan perwakilan dari Liga – mengunjungi Marx di Brussel dan kemudian Engels di Paris untuk mengajak mereka bergabung. Marx menyatakan kesediaannya dengan syarat aspek superstisius di dalam konstitusi Liga dihapus, dan diadakannya penerbitan sebuah manifesto untuk memperjelas posisi politik organisasi. Moll pun bersedia dan menyetujuinya meskipun dia sadar akan mendapat penentangan di dalam Liga.
Upaya ini berhasil mendorong Liga menjadi sebuah organisasi yang lebih profesional. Dalam kongres mereka yang pertama di bulan Juli 1847, Engels hadir mewakili ‘Communist Correspondence Committee’ dari Paris. Sementara dari Brusel diwakili oleh Wilhem Wolff, karena Marx tidak bisa hadir akibat persoalan keuangan. Di kongres pertama ini nama Liga Keadilan berganti menjadi Liga Komunis.
Setelah Marx bergabung dengan Liga tersebut, dia mendirikan perwakilan Liga Komunis di Brussels. Sementara Engels yang terpilih menjadi anggota Liga pada bulan April 1847 mendirikan perwakilan di Paris. Menurut catatan Engels, kehadiran Marx dalam Liga ini berhasil mengikis sifat konspiratif dari organisasi ini. Liga Komunis hanya menjadi organisasi rahasia, jika situasinya memaksa. Disebutkan pula, dimanapun terdapat serikat buruh Jerman seperti di Inggris, Belgia, Prancis dan Swiss, maka Liga Komunis juga ada disitu. Liga ini pula yang pertama kalinya menekankan bentuk dan sifat internasional dari gerakan buruh. Pertama , dengan merekrut buruh-buruh Inggris, Belgia, Hungaria, Polandia dan sebagainya ;10 kedua, dengan revolusi yang ditargetkan harus dicapai di Eropa11.
Di kongres kedua Liga Komunis yang berlangsung selama 10 hari pada akhir November sampai awal Desember 1847, Marx turut hadir. Kali ini semua perdebatan dapat diselesaikan secara demokratis. Moto Liga Komunis yang sebelumnya berbunyi Semua Manusia Bersaudara diganti menjadi Buruh diseluruh dunia, bersatulah !. Seruan ini dalam waktu 17 tahun kemudian hingga kini, menjadi legenda dan jadi pekikan buruh-buruh berbagai negeri di seluruh dunia.***
1 Rob Beamish, ‘’ The Making of Manifesto,’’ in Leo Panitch and Colin Leys, ’’The Communist Manifesto Now,’’ Socialist Register 1998, p. 231.
2 Peter Osborne, ‘’ Remember The Future ? The Communist Manifesto As Historical And Cultural Form,’’ in Leo Panitch and Colin Leys, ’’The Communist Manifesto Now,’’ Socialist Register 1998, p. 195
3 Beamish, op.cit.
4http://www.iisg.nl/collections/manifest/ Diakses pada 16-2-2011.
5 Bernard H. Moss, ‘’Marx and The Permanent Revolution in France : Background to the Communist Manifesto,’’ in Leo Panitch and Colin Leys, ’’The Communist Manifesto Now,’’ Socialist Register 1998, p.151.
6Beamish, opcit., p. 220.
7 Lihat Sheila Cohen & Kim Moody, ‘’Unions, Stirkes and Class Consciousness Today,’’ in Leo Panitch and Colin Leys, ’’The Communist Manifesto Now,’’ Socialist Register 1998, p. 103-04
8Bagian ini diterjemahkan dan disarikan dari Rob Beamish, op.cit., p. 227-229.
9Engels, ‘’On the History of the Communist League,’’ in Karl Marx and Friedrich Engels, Selected Work, New York, International Publishers, 1968, p. 438.
10Engels, in Karl Marx,’’ ibid, p. 370.
11Bagian berikut ini kami sarikan dari Engels, ibid, p. 441-447.